Setelah mulai memproduksi masker dari pabrik Razer, Tan membuat unggahan di media sosial bahwa dia berencana untuk membuat pabrik pembuatan masker yang lebih canggih. Pabrik ini akan sepenuhnya bekerja lewat kontrol komputerisasi.
Artinya, proses produksinya akan mengurangi keterlibatan manusia di dalam pabrik yang seharusnya mereka sebagai pekerja juga ikut menerapkan physical distancing.
"Targetnya bisa memproduksi jutaan masker bersertifikasi tiap bulannya. Masker ini akan diberikan untuk mendukung Singapura dan negara di Asia Tenggara yang membutuhkannya," tulis Tan lewat akun Facebook miliknya.
Namun, Tan tetap membutuhkan dukungan dana. Dia membuka dukungan berbagai korporasi di Singapura untuk berinvestasi senilai USD50.000 untuk satu unit rangkaian jalur produksi yang akan dipasang di pabrik canggih tersebut.
Dikutip dari situs media lokal, Mothership, sejauh ini sudah ada tiga perusahaan yang berkomitmen untuk berinvestasi masing-masing senilai USD71.000 atau melebihi angka yang diminta Tan. Ketiganya adalah Frasers Property, JustCo, dan PBA Group.
Di bulan Maret, Tan sudah mengumumkan bahwa Razer akan melakukan konversi pusat produksinya di beberapa negara terutama kawasan Asia Tenggara untuk memproduksi masker.
Dikutip dari Channel News Asia bahwa Razer sudah melakukannya di pusat produksi yang ada di Tiongkok dan masker yang diproduksi siap dikapalkan minggu ini. Bahkan pihak Razer sempat mengumumkan untuk memproduksi perlengkapan medis yang lain.
Razer berencana memproduksi face mask dan APD yang bersertifikasi. Apabila berhasil maka produksinya akan disediakan untuk Singapura dan kawasan di sekitarnya.
"COVID-19 memberikan dampak yang berarti kepada seluruh belahan dunia. Semua yang ada di Razer memahami bahwa kita harus ambil peran dalam melawan pandemi ini," ungkap Tan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News