Menurut lembaga survey App Annie, game baru Nintedo tersebut dilaporkan sudah tidak lagi mejadi aplikasi dengan pendapatan tertinggi di negara manapun. Ini menandakan popularitas Super Mario Run sudah anjlok saat ini, berbeda jauh dengan kondisi saat pertama kali dirilis tanggal 15 Desember lalu.
Super Mario Run sebenarnya berhasil menghasilkan pendapatan yang cukup besar bagi Nintendo. Menurut Android Authority, game tersebut hingga kini maish berada di posisi 10 besar dengan pendapatan terbesar di 47 negara, dan posisi 5 besar di 23 negara. Meski demikian, game ini masih tergolong tidak sukses jika melihat angka jumlah pengunduhan yang sangat besar.
Data dari App Annie mengatakan rerata nilai konversi untuk Super Mario Run hanya sebesar 1 hingga 2 persen. Artinya, dari 100 pemain hanya ada satu atau dua orang yang membeli versi penuh dari Super Mario Run yang dihargai USD10 atau Rp149 ribu di Indonesia.
Super Mario Run memang memiliki model monetisasi sekali bayar. Pemain hanya perlu membayar sekali untuk menikmati semua fiturnya. Sayangnya, fitur yang ditawarkan di versi penuhnya kurang menarik, sehingga membuat pemainnya enggan mengeluarkan dana untuk membeli game ini.
Situasi Super Mario Run saat ini juga kemungkinan besar akan terulang jika game ini dirilis di Android. Pihak Android Authority bahkan memperkirakan jumlah penjualan di versi Android-nya tidak akan sebesar versi iOS.
Hal tersebut didasari oleh perilaku pengguna Android yang cenderung enggan mengeluarkan dana untuk membeli aplikasi berbayar.
Sementara itu, Nintendo juga masih belum mengumumkan kapan Super Mario Run akan dirilis di Android.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News