Doom: The Dark Ages
Doom: The Dark Ages

Review Game

Doom: The Dark Ages, Tempa Ulang Legenda dalam Amarah dan Besi

Mohamad Mamduh • 19 Oktober 2025 20:28
Jakarta: Selain membawa babak baru, Doom: The Dark Ages juga merupakan sebuah penempaan ulang yang radikal.
 
Sebagai prekuel dari saga modern yang dimulai pada 2016, game ini memundurkan waktu untuk menceritakan asal-usul kemarahan sang Doom Slayer. Namun, yang lebih penting, id Software secara sadar membongkar fondasi gameplay yang telah mereka sempurnakan di Doom Eternal. 
 
Jika Eternal adalah fantasi kekuatan seseorang yang penuh akrobatik, The Dark Ages adalah perwujudan fantasi kekuatan dari sebuah manusia yang mirip seperti tank besi: lebih keras, lebih berat, dan lebih brutal.

Pergeseran filosofi ini adalah langkah berani yang meresap ke setiap aspek permainan, menciptakan pengalaman yang terasa familiar dalam kebrutalannya tetapi sangat segar dalam eksekusinya.
 
Doom: The Dark Ages, Tempa Ulang Legenda dalam Amarah dan Besi
 
Cerita Doom: The Dark Ages mengisahkan para prajurit pelindung Argent D'Nur, yang dikenal sebagai Night Sentinels, sedang berperang dahsyat melawan pasukan Neraka. Sang protagonis, yang kelak dikenal sebagai Doom Slayer, pada awalnya adalah senjata super yang melayani para dewa dan raja di dunia tersebut.
 
Cerita berpusat pada perang antara Night Sentinels dan sekutu mereka, bangsa Maykr, melawan iblis-iblis Neraka yang dipimpin oleh Pangeran Ahzrak. Tujuan utama Neraka adalah untuk merebut Heart of Argent, sebuah sumber kekuatan yang sangat besar.
 
Di tengah perang ini, Doom Slayer menjadi harapan terakhir bagi kerajaannya. Diberdayakan oleh para Maykr, ia dikirim untuk membalikkan keadaan pertempuran. Namun, ia tidak sepenuhnya bertarung atas kehendaknya sendiri karena pikirannya dikendalikan oleh seorang petinggi Maykr bernama Kreed Maykr.
 
Doom: The Dark Ages, Tempa Ulang Legenda dalam Amarah dan Besi
 
Cerita ini akan mengeksplorasi bagaimana ia bertransformasi dari seorang prajurit menjadi Doom Slayer yang legendaris, didorong oleh amarah dan dendam yang tak terpadamkan terhadap Neraka.
 
Inti dari Doom: The Dark Ages adalah perombakan total pada filosofi tempurnya. Kemampuan ikonik dari Eternal seperti lompatan ganda dan manuver di udara telah dihilangkan, memaksa Slayer untuk tetap berpijak di tanah. Sebagai gantinya, game ini memperkenalkan gaya baru: berdiri dan bertarung (stand and fight).
 
Perubahan ini adalah respons terhadap kompleksitas Eternal yang bagi sebagian pemain terasa berlebihan. Hasilnya adalah sistem pertarungan yang lebih menekankan pada posisi, waktu, dan penggunaan pertahanan secara agresif, sebuah pendekatan yang terasa lebih dekat dengan Doom klasik.   
 
Doom: The Dark Ages, Tempa Ulang Legenda dalam Amarah dan Besi
 
Doom: The Dark Ages juga memperkenalkan Shield Saw—sebuah perisai gergaji serbaguna yang menjadi jantung dari setiap pertempuran. Alat ini secara permanen terikat pada satu tombol, mengubah ritme pertarungan secara drastis. Fungsi utamanya adalah menangkis (parry) serangan proyektil musuh yang ditandai warna hijau, memantulkannya kembali untuk kerusakan besar dan sering kali membuat musuh tertegun.
 
Perisai ini juga dapat dilemparkan seperti bumerang untuk memotong musuh atau digunakan untuk menerjang maju, menutup jarak dengan cepat. Mekanisme ini sangat memuaskan dan menciptakan lingkaran gameplay baru yang adiktif, di mana pertahanan yang berhasil membuka celah untuk serangan balik yang menghancurkan.
 
Doom: The Dark Ages, Tempa Ulang Legenda dalam Amarah dan Besi
 
Meskipun fokus bergeser ke pertahanan, gudang senjata The Dark Ages tetap brutal. Senjata ikonik seperti Super Shotgun kembali dan terasa lebih relevan dari sebelumnya dalam pertempuran jarak dekat. Senjata baru seperti Skull Crusher, yang menembakkan serpihan tulang, dan Rail Spike yang menancapkan musuh ke dinding, berhasil menyatu dengan tema abad pertengahan yang kelam. 
 
Ada satu perubahan signifikan yang menjadi titik perdebatan: penghapusan mode tembakan sekunder. Tombol tersebut kini didedikasikan untuk perisai, sehingga peningkatan senjata menjadi lebih pasif, seperti peningkatan kecepatan muat ulang atau kerusakan. Bagi sebagian veteran Eternal, ini terasa seperti penyederhanaan yang mengurangi kedalaman taktis.   
 
Untuk meningkatkan skala epik, game ini memperkenalkan dua kendaraan: mengendalikan mech raksasa bernama Atlan dalam pertarungan ala kaiju, dan menunggangi naga sibernetik dalam segmen pertempuran udara.
 
Meskipun keduanya sangat spektakuler secara visual dan berhasil menciptakan momen-momen tak terlupakan, secara mekanis keduanya terasa dangkal. Rasanya seperti mini-game yang pada akhirnya membuat kita ingin segera kembali ke inti gameplay.
 
Doom: The Dark Ages, Tempa Ulang Legenda dalam Amarah dan Besi
 
Salah satu perbaikan yang paling disambut baik adalah pendekatan naratifnya. Mengatasi kritik terhadap Doom Eternal yang sebagian besar cerita tersembunyi di dalam entri Codex, The Dark Ages memindahkan narasinya ke dalam cutscene. Ini membuat alur cerita tentang perang antara faksi Sentinel dan Neraka menjadi jauh lebih mudah diakses. 
 
Aksesibilitas juga menjadi fokus utama. Selain skema kontrol yang lebih sederhana, penambahan slider kesulitan kustom adalah sebuah terobosan. Pemain kini dapat menyesuaikan berbagai aspek seperti kecepatan permainan dan agresivitas musuh, memungkinkan mereka menciptakan tingkat tantangan yang tepat untuk diri mereka sendiri.  
 
Doom: The Dark Ages, Tempa Ulang Legenda dalam Amarah dan Besi
 
Kesimpulan 
Doom: The Dark Ages adalah sebuah karya dieksekusi dengan mahir. Game ini berhasil mengukir identitasnya sendiri yang unik. Poin pujian tertingginya adalah sensasi bobot dan kekuatan yang luar biasa, serta mekanik Shield Saw yang brilian dan memuaskan. 
 
Di sisi lain, penyederhanaan mekanisme seperti hilangnya ekonomi sumber daya yang kompleks dan mode tembakan sekunder menjadi beberapa kekurangan. Desain level yang terkadang terasa terlalu luas dan sekuens kendaraan yang dangkal juga menjadi catatan.
 
PLATFORM: PC, Xbox Series X/S, PS5
DEVELOPER: id Software
PUBLISHER: Bethesda Softworks
TANGGAL RILIS: 15 Mei 2025
GENRE: FPS
 
 
9.4
Doom: The Dark Ages
Plus
  • Sistem pertarungan sangat seru
  • Pilihan senjata variatif
  • Narasi sangat baik
  • Banyak reward dari challenge dan secret
Minus
  • Naik robot cuma sampingan
  • Tak ada mesin gergaji

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan