Momentum ini menempatkan Dispatch sebagai salah satu kejutan terbesar di pasar game naratif 2025, menegaskan bahwa genre yang sempat diragukan investornya masih memiliki ruang kuat di industri.
Menurut laporan situs Gam3s.gg , lonjakan pemain terus meningkat seiring perilisan episode demi episode setiap minggu. Dua episode penutup yang rilis hari ini menarik gelombang pemain baru yang menunggu format lengkap untuk menikmati ceritanya secara utuh.
Model perilisan mingguan ini menjadi pondasi utama strategi AdHoc Studio dalam membangun antisipasi dan percakapan komunitas secara konsisten.
Creative Director Nick Herman menyebut capaian ini membuka diskusi penting tentang kelanjutan game berbasis cerita. Ia menilai bahwa keberhasilan Dispatch “menjadi bukti bahwa game naratif bergaya Telltale masih sangat mampu berhasil secara komersial,” sekaligus menjadi titik balik bagi proyek sejenis di masa depan.
Tren Pemain Terus Naik, Berbeda dari Pola Peluncuran Game Umumnya
Berbeda dengan pola peluncuran banyak game di Steam yang biasanya mengalami lonjakan awal lalu turun drastis, Dispatch justru mencatat grafik pertumbuhan stabil dari minggu ke minggu.Saat meluncur pertama kali, game ini mencatat sekitar 12.000 pemain secara bersamaan. Setelah episode ketiga dan keempat rilis, angka tersebut melonjak menjadi 65.000. Sepekan berikutnya, jumlahnya kembali menjadi dua kali lipat: 131.000 concurrent players.
Format episodik yang mirip model tayangan televisi jaringan turut mempengaruhi pola perilaku pemain. Sebagian memilih mengikuti tiap pekan, sebagian lain menunggu hingga episode terakhir dirilis untuk menikmati cerita secara lengkap.
Herman mengakui bahwa dorongan word of mouth, streamer, dan liputan media meskipun datang terlambat memberi kontribusi besar terhadap pertumbuhan pemain yang terus berlanjut.
Tantangan Pendanaan Game Naratif: Antara Cerita dan Data
Keberhasilan ini tak datang mudah. AdHoc Studio menghadapi kesulitan besar dalam mencari pendanaan di tahap awal karena Dispatch berfokus pada kualitas cerita dan performa aktor, bukan metrik-metrik gameplay yang mudah diukur.Herman menggambarkan tantangan tersebut seperti “menilai performa tim Formula One hanya dari mobilnya tanpa melihat para pembalap.” Ia menekankan bahwa game naratif sangat bergantung pada naskah, animasi, penyutradaraan, hingga akting.
Pendiri AdHoc Studio, banyak di antaranya merupakan veteran Telltale, membawa pengalaman pahit dari tutupnya studio itu pada 2018. Pada akhirnya, mereka menemukan mitra tepat lewat Critical Role, perusahaan media tabletop RPG yang tidak hanya memberikan modal tetapi juga akses aktor suara profesional.
Tolak AI, Andalkan Akting Manusia
Dispatch dibintangi aktor-aktor besar seperti Aaron Paul dan Jeffrey Wright. AdHoc Studio secara tegas menyatakan tidak menggunakan AI voice acting.Herman menjelaskan bahwa AI tidak mampu menggantikan “detail kecil dan kejutan” yang hanya bisa diberikan aktor manusia, sementara Executive Producer Michael Choung menegaskan bahwa studio lebih mengutamakan integritas kreatif ketimbang efisiensi biaya.
Keputusan ini sejalan dengan fokus game pada kekuatan emosi dan komedi situasional, yang sangat mengandalkan kualitas performa suara.
Gameplay dan Premis: Superhero, Drama Kantor, dan Pilihan Moral
Dispatch menempatkan pemain dalam dunia superhero, tetapi dari sudut pandang yang lebih membumi. Pemain berperan sebagai seorang koordinator misi yang harus mengatur para pahlawan, di antaranya mantan villain untuk menjalankan operasi penyelamatan.Cerita dan gameplay berfokus pada:
-Pilihan naratif: dialog bercabang dan keputusan moral yang memengaruhi arah cerita.
-Manajemen tim: memilih anggota dengan kemampuan yang tepat untuk setiap misi.
-Pendekatan komedi: penuh sindiran terhadap budaya kerja, birokrasi organisasi, dan dunia superhero.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id