Namun, berapa banyak penghasilan pemain esports pada tahun 2025?
Jawabannya bervariasi, tergantung pada jenis game yang dimainkan dan juga tingkat kompetisi.
Pemain profesional pemula di game seperti League of Legends bisa menghasilkan sekitar Euro 115.000 per tahun (sekitar Rp2,2 miliar).
Sementara di liga teratas Eropa, League of Legends European Championship (LEC), gaji pemain esports rata-rata sekitar EUR 240.000 atau Rp4,5 miliar pada 2025.
Mediannya lebih rendah, sekitar EUR 165.000 atau Rp3,1 miliar, yang menunjukkan bahwa beberapa penghasilan tinggi mendongkrak rata-rata. Pemain pemula biasanya menghasilkan sekitar EUR 115.000 atau Rp2,2 miliar per tahun.
Di VALORANT Amerika Utara, pemain papan atas bisa menghasilkan hingga USD40.000 atau Rp652 juta per bulan.
Sementara itu, tim Counter-Strike tingkat satu membayar hingga USD40.000 per bulan untuk gaji gabungan seluruh pemain mereka.
Dan itu baru gaji pokok karena pendapatan pemain esports juga mencakup kombinasi dari hadiah turnamen, penjualan skin digital, sponsor merek, pembuatan konten, dan merchandise.
Sebagian dari pendapatan ini berasal langsung dari kontrak tim mereka, sementara yang lain terkait dengan basis penggemar pribadi atau pekerjaan streaming mereka.
Data ini berasal dari Sheep Esports, yang mengumpulkan informasi gaji esports untuk semua 50 pemain aktif LEC dari musim panas 2024 dan musim dingin 2025.
Angka-angka tersebut dikonfirmasi dengan beberapa sumber yang dapat diandalkan, dan dalam lebih dari 95% kasus, gaji tersebut akurat hingga ±€20.000 dari angka sebenarnya.
Angka-angka itu juga melampaui gaji pokok. Ini termasuk bonus daftar aktif, penampilan media, dan insentif berbasis kinerja yang meningkatkan gaji pemain esports profesional.
Pengaturan pembayaran bervariasi antar tim, yang mempengaruhi rata-rata gaji pemain esports dan struktur bonus, tetapi dalam kebanyakan kasus, pemain mendapatkan lebih banyak ketika mereka menjadi bagian dari lima pemain utama atau terlibat dalam pembuatan konten dan promosi.
Hadiah uang tunai mengacu pada uang tunai yang diterima tim karena menempati posisi yang baik dalam kompetisi esports. Sebagian besar acara esports, terutama di tingkat tertinggi, memiliki hadiah besar yang disediakan untuk tim.
Hadiah uang dalam esports sangat bervariasi tergantung pada judul gamenya. Misalnya, 21 pemain esports teratas yang telah memenangkan hadiah uang terbanyak hingga tahun 2025 semuanya adalah pemain Dota 2, menurut Esports Earnings.
Hal ini karena acara terbesar Dota 2 tahun ini, The International, mengumpulkan dana hadiahnya melalui urun dana, yang biasanya mencapai puluhan juta dolar. Akibatnya, pemain Dota 2 yang sukses seringkali menjadi kaya: Total hadiah tahun 2021 mencapai $40 juta, jumlah yang sangat besar.
Pendapatan Pemain Esports dengan Bayaran Tertinggi
Jika kita melihat penghasil esports tertinggi selama 12 bulan terakhir, jelas betapa besar perbedaan hadiah uang yang bisa bervariasi antar game.Sementara Dota 2 terus mendominasi, dengan enam dari delapan pemain teratas mendapatkan uang dari game tersebut, posisi pertama sebenarnya ditempati oleh pemain Street Fighter 6.
Kakeru menghasilkan sedikit di atas USD1 juta dalam hadiah turnamen, menjadikannya pemain dengan bayaran tertinggi dalam setahun terakhir.
Angka ini menempatkannya di puncak daftar sebagai pemain dengan penghasilan tertinggi, mengungguli banyak bintang dari game-game esports raksasa lainnya.
Di posisi kedua, ada Neta Shapira dengan ID "33", seorang pemain Dota 2 yang berhasil mengumpulkan USD791.222,53 USD. Disusul oleh Xu, Bicheng alias "Yinuo" dari game Arena of Valor dengan penghasilan USD775.508,90 USD.
Dominasi game Dota 2 dalam menyumbang pemain berpenghasilan tinggi terlihat jelas setelah posisi ketiga.
Deretan pemain Dota 2 seperti Anton Shkredov ("dyrachYO"), Samuel Svahn ("Boxi"), Aydin Sarkohi ("iNsania"), Michael Wu ("miCKE"), dan Micha? Jankowski ("Nisha") semuanya menunjukkan penghasilan yang sangat mengesankan, dengan rata-rata di atas USD617.000 USD. Mereka semua meraih penghasilan tertinggi dari partisipasi mereka di turnamen Dota 2.
Ketika sekelompok pemain direkrut oleh sebuah organisasi, hadiah uang biasanya diberikan kepada tim terlebih dahulu, bukan langsung kepada pemain. Sebagian besar pemain memiliki kontrak yang menjelaskan bagaimana uang hadiah akan dibagi.
Misalnya, katakanlah para pemain akan menerima 80 persen dari hadiah, dengan 20 persen sisanya diberikan kepada organisasi. 80 persen itu biasanya dibagi rata di antara para pemain, kecuali jika kontrak mereka menyatakan sebaliknya.
Pembagian seperti ini sebenarnya adalah struktur umum untuk pembayaran esports. Dalam beberapa kasus, tim bahkan membiarkan pemain menyimpan 100 persen dari hadiah yang mereka peroleh, meskipun ini sepenuhnya bergantung pada perjanjian antara organisasi dan daftar pemainnya.
Sumber Pendapatan Lain diluar Gaji
Bahkan ketika pemain terikat kontrak dengan sebuah organisasi, mereka masih bisa mendapatkan sponsor merek mereka sendiri. Kesepakatan individu ini memberi pemain kesempatan untuk mengembangkan merek pribadi mereka dan menghasilkan uang di luar kontrak tim.Misalnya, pada 2025, Alexia "Lexi" Brown, seorang kompetitor dan pembuat konten untuk Northwood Esports, menjadi duta merek untuk Corsair.
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, dia membantu mempromosikan perlengkapan game baru, tampil dalam kampanye produk, dan bekerja sama dengan perusahaan untuk konten kreatif.
Selain kesepakatan pemain individu ini, banyak merek juga mendukung upaya yang lebih luas dalam dunia esports.
Pada tahun 2024, Team Vitality memperbarui kesepakatan sponsornya dengan ALDI, jaringan supermarket internasional.
Akhir tahun itu, kedua mitra meluncurkan inisiatif baru yang berfokus pada mengatasi toksisitas terhadap perempuan dalam bermain game.
Beberapa pemain menghasilkan uang dari konten yang mereka buat secara online. Saat ini ada dua platform utama tempat para profesional esports memonetisasi konten mereka: YouTube dan Twitch.
Di YouTube, pemain profesional dapat menjalankan iklan di video mereka, yang menghasilkan pendapatan. Juga umum bagi merek untuk mensponsori video, di mana mereka membayar pembuatnya sejumlah biaya.
Twitch adalah aplikasi live-streaming paling populer untuk para gamer. Seperti YouTube, pembuat konten di platform tersebut dapat menjalankan iklan di konten mereka.
Jika penggemar ingin berlangganan streamer Twitch favorit mereka, mereka harus membayar, dan pembuat konten mendapatkan bagian. Penyiar juga menerima donasi tunai dari penonton.
Pemain juga bisa melakukan siaran langsung di YouTube, tetapi lebih umum bagi mereka untuk melakukan siaran di Twitch.
Setelah menorehkan nama di Valorant, terutama bersama Sentinels di VCT Masters Reykjavik, TenZ mundur dari kompetisi penuh waktu.
Sekarang, dia rutin melakukan streaming ke lebih dari 4,3 juta pengikut di Twitch, masih bermain VALORANT tetapi juga merambah ke konten variasi.
Selain itu, beberapa pemain esports menjual merchandise mereka sendiri. Pemain League of Legends populer Carl Martin Erik Larsson, alias Rekkles, memiliki situs web sendiri tempat ia menjual hoodie dan kaus.
Contoh lainnya adalah Cody "Clix" Conrod. Sebagai salah satu pemilik organisasi esports Amerika Utara XSET, Clix telah terlibat dalam peluncuran merchandise yang beresonansi dengan para penggemar, semakin memperkuat mereknya di komunitas game.
Sumber pendapatan ini biasanya hanya diperuntukkan bagi pemain dengan basis penggemar yang sangat besar; baik Rekkles maupun Clix telah bermain di level tertinggi selama bertahun-tahun, dan juga membuat konten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id