Game bergenre looter-shooter ini tidak hanya menjadi penanda baru bagi kualitas game buatan anak bangsa, tetapi juga merupakan salah satu proyek properti intelektual (IP) orisinal paling ambisius yang pernah dikembangkan di Indonesia.
Proyek Riftstorm disebut sebagai game terbesar yang pernah digarap oleh studio lokal, baik dari sisi anggaran, skala, maupun kompleksitasnya.
Dengan total nilai investasi fantastis yang menembus angka lebih dari Rp100 miliar (setara USD6,5 juta), proyek ini berhasil menarik kepercayaan dari investor global ternama seperti Shima Capital dan Alpha JWC Ventures.
Proses pengembangannya sendiri memakan waktu hampir lima tahun dan melibatkan lebih dari 120 talenta lokal yang bekerja secara in-house dari awal hingga akhir.
Shieny Aprilia, CEO Agate, mengakui bahwa skala proyek ini datang dengan risiko yang tidak kecil. Namun, dia menegaskan keyakinan timnya terhadap potensi industri game Indonesia.
“Besarnya nilai investasi menjadikan Riftstorm sebagai proyek dengan tingkat risiko yang tinggi. Namun, kami terus mengembangkan proyek ini dengan keyakinan bahwa industri game Indonesia mampu tumbuh pesat melalui penciptaan produk berkualitas tinggi yang dapat bersaing di pasar global,” katanya.
“Kami percaya potensi industri pengembangan game di Indonesia sangat besar, dan potensi ini hanya dapat diwujudkan melalui komitmen yang kuat serta upaya yang konsisten dan berkelanjutan,” ujar Shieny.
Riftstrom mengajak pemain masuk ke dalam sebuah dunia fiksi ilmiah kelam yang penuh konspirasi dan invasi mistis.
Pemain akan berperan sebagai Weaver, seorang agen elit yang bertugas menutup celah dimensi (Rift) dan melawan ancaman mitologis dari dunia lain. Secara visual, game ini menawarkan gaya stylized sci-fi modern dengan sentuhan flashy yang memikat.
Menggabungkan elemen looter-shooter dengan sistem roguelite, game ini menjanjikan tingkat permainan berulang yang tinggi. Pemain dapat menjalankan misi secara solo maupun membentuk tim hingga tiga pemain (co-op).
Dengan fokus pada fleksibilitas dan eksperimen build karakter, Riftstrom dirancang agar dapat dinikmati oleh pemain veteran maupun pendatang baru yang menyukai aksi intens.
Arief Widhiyasa, CEO Confiction Labs, menambahkan bahwa proyek sekaliber Riftstorm sangat dibutuhkan untuk membangun fondasi industri game nasional yang kuat.
"Riftstorm adalah proyek berskala besar yang menuntut komitmen tinggi, terutama dari sisi pendanaan, durasi pengembangan, dan kompleksitas produksi. Langkah ini kami ambil karena kami percaya bahwa Indonesia butuh lebih banyak proyek seperti ini untuk membangun fondasi industri game yang kuat dan berdaya saing global," kata Arief.
Para pemain yang penasaran kini sudah bisa langsung mencicipi versi demo Riftstorm melalui platform Steam.
Demo ini dirancang untuk memberikan pengalaman bermain game yang sesungguhnya, mencakup empat misi berbeda dengan tingkat kesulitan bervariasi, empat karakter Weaver yang bisa dipilih, serta sistem kustomisasi kemampuan modular yang disebut Periapts.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
