Namun, kerugian tersebut lebih kecil dari yang diprediksi oleh analis yang mencapai USD0,17. Melesetnya prediksi analis tersebut diperkirakan karena perilisan beberapa game terbaru EA seperti NHL 17, Madden 17, dan FIFA 17 yang dirilis beberapa hari sebelum penutupan masa kuartal kedua EA.
EA juga melaporkan adanya kerugian sebesar USD49 juta dari kuartal sebelumnya. EA berhasil meraup pendapatan sebesar USD898 juta, atau naik 10,18 persen jika dibanding Q2 2015. Meski demikian, jumlah pendapatan tersebut berada di bawah target internal EA di Q2 2016, tepatnya USD17 juta lebih rendah.
"Performa secara keseluruhan di tahun ini lebih baik dari yang diperkirakan. Hal tersebut salah satunya dikarenakan penjualan FIFA 17 yang cukup kuat, serta pertumbuhan di segmen pasar game mobile," ujar Chief Financial Officer EA, Blake Jorgensen.
EA melaporkan penjualan konten digital merupakan sumber pendapatan terbesarnya sepanjang Q2 2016. Sebanyak 62 persen pemasukan EA sepanjang Q2 2016 berasal dari penjualan digital dengan total pendapatan mencapai USD566 juta. Pendapatan tersebut kebanyakan berasal dari konten tambahan untuk game yang berhasil menyumbangkan USD172 juta.
Sama seperti kuartal sebelumnya, penjualan game di konsol masih memberikan kontribusi terbesar, USD220 juta. Pendapatan dari pasar game mobile juga meningkat sebesar 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pendapatan EA diperkirakan melonjak drastis pada Q3 2016. Pasalnya, beberapa game andalannya baru saja dirilis di pasar, yaitu Battlefield 1 dan Titanfall 2. EA juga memperkirakan akan meraih USD4,7 miliar sepanjang tahun fiskal 2016 yang akan berakhir pada bulan Maret 2017 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id