Selain horror, game ini juga berbasis interactive storytelling sehingga setiap pilihan pemain akan mempunyai konsekuensi tersendiri dan mengarah ke ending yang berbeda-beda.
House of Ashes menceritakan sebuah konflik antara Amerika Serikat dengan Irak yang memperebutkan sebuah wilayah. Amerika Serikat ingin mengeliminasi pimpinan militer dari Irak, Saddam. Kelompok Amerika Serikat sendiri dipimpin oleh Eric King.
Eric King sendiri merupakan suami dari Rachel King yang ternyata merupakan mantan komandan dari regu yang dipimpin oleh Eric. Kelompok tersebut berisikan Jason Kolcheck, Jason, dan Merwin. Secara khusus kelompok tersebut dibentuk karena pengalaman mereka yang sering diutus untuk berperang.
Dari sisi lain, Irak sendiri berusaha untuk mempertahankan wilayah mereka dari serangan Amerika Serikat. Salah satu tentara Irak yang dimainkan oleh pemain adalah Salim. Ia merupakan seorang tentara Irak yang terbilang cukup berpengalaman dengan jabatan seorang sersan.
Singkat cerita, kelompok yang dipimpin oleh Eric ini berangkat ke sebuah pemukiman warga yang menurut intel itu pemukiman tersebut menyimpan ruang bawah tanah berisikan semua persenjataan Saddam. Namun, saat mereka melakukan sweeping tidak ditemukan ruang bawah tanah. Mereka hanya menemukan perkumpulan orang Irak yang menimbun narkotika terlarang.
Kelompok Eric sendiri akhirnya diserang secara tiba-tiba oleh tentara Irak yang dipimpin oleh Darr, seorang kapten dan atasan dari Salim. Mereka menyerang kelompok Eric hingga mereka menghancurkan helikopter yang membawa Eric dan kelompoknya.
Karena jatuhnya helikopter tersebut, maka membuat tanah berguncang dengan sangat hebat. Pada akhirnya, Eric, Jason, Nick, Rachel, dan Salim terjebak di sebuah ruang bawah tanah.
Namun, ruang bawah tanah tersebut bukanlah yang dimaksud oleh intel. Ruang bawah tanah tersebut merupakan sebuah kuil kuno yang dulunya ditempati oleh kerajaan yang memerintah Sebelum Masehi.
Bisa dikatakan, game ini mengajak pemain untuk berusaha keluar dari kuil tersebut. Mereka akan diganggu dengan sesosok makhluk yang memang tinggal di kuil ribuan tahun yang lalu. Redaksi teknologi Medcom.id berkesempatan untuk review House of Ashes, berikut adalah review game tersebut.
Layaknya sebuah game dengan basis interactive storytelling, pastinya setiap pilihan akan menghasilkan konsekuensi yang berbeda. Terkadang, pilihan pemain akan terasa sangat dilema, pemain akan sangat bingung karena bila pemain salah memilih pilihan maka akan berakibat fatal kepada karakter yang terlibat.
Uniknya dari game ini adalah setiap karakter yang dimainkan mempunyai sifat yang berbeda-beda. Mulai dari karakter yang ceroboh, pemberani, hingga sikap insecure yang muncul pada game ini. Para pemain juga mempunyai kemampuan untuk mengubah sikap tersebut sesuai pilihan.
Jika membahas grafis, Medcom.id memainkan game ini menggunakan konsol Playstation 5. Kami melihat bahwa grafis yang dibawakan cukup memukau dengan terlihat detail yang terlihat pada lingkungan sekitar.
Selain itu, hadirnya grafis yang bagus membuat pemain menjadi lebih nyaman untuk memainkan game ini dengan jangka waktu yang lama.
Nilai plus dari game ini adalah bermain dengan teman. Multiplayer ini bisa dilakukan dengan online atau dengan local multiplayer. Jadi, para pemain bisa merasakan ketegangan yang dihasilkan oleh game ini bersama-sama.
Jika dimainkan bersama dengan teman, pemain juga bisa berdebat tentang pilihan yang tidak sesuai dengan kemauan sendiri. Hal itu akan sering terjadi seiring berjalannya cerita, sehingga ketegangan juga akan tercipta di dalam game dan juga di luar game.
Mekanisme saat memainkan atau menggerakan karakter juga terbilang cukup maksimal. Karakter tidak kaku walaupun karakter tidak bisa berjalan lebih cepat. Setiap pemain yang menggerakan karakter pasti sedang dalam kondisi yang kondusif atau tidak sedang dikejar makhluk yang menghuni kuil tersebut.
Selain itu, game sangat terasa hidup karena dialog yang dilakukan oleh setiap pemain. Dialog yang tercipta tergolong tidak kaku dan mampu untuk membangun suasana mencekam saat bermain game tersebut.
Jika membahas tentang alur cerita, The Dark Pictures Anthology sudah tidak perlu diragukan, setiap episodenya mempunyai cerita yang unik. Untuk seri House of Ashes, cerita yang dibawakan sangat tergolong mind blowing karena pemain tidak bisa menebak apa yang akan terjadi kedepannnya, pemain akan lebih fokus untuk bertahan hidup. Jadi, bisa dikatakan pemain bisa merasakan apa yang dirasakan oleh karakter-karakter tersebut.
Kesimpulan
Game ini berhasil mengajak pemain yang bermain seakan merasakan apa yang dirasakan oleh setiap karakter. Jumpscare yang dihasilkan sangat berhasil membuat suasana tegang dan sama sekali tidak membuat jumpscare yang terkesan memaksa. Walaupun game ini menyediakan fitur multiplayer, game ini juga sangat enjoyable ketika dimainkan sendiri.Selain itu, kami berhasil menamatkan game ini kurang dari 6 jam. Namun, jangan khawatir karena masih banyak ending yang bisa ditemukan oleh pemain. Masih banyak pilihan yang patut dicoba untuk merasakan ending cerita yang berbeda. Sehingga, walaupun sudah mempunyai status tamat, game ini memberikan rasa game yang belum tamat karena masih banyak yang bisa dieksplor oleh para pemain. (Christopher Louis)
Platform | PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X/S, PC |
Developer | Supermassive Games |
Publisher | Bandai Namco Entertainment |
Tanggal Rilis | 22 Oktober 2021 |
Genre | Survival Horror, Adventure, Interactive Storytelling, Action |
8.5
House of Ashes
Plus
- Alur cerita hampir sempurna
- Karakter saling terhubung
- Grafis memukau
- Mekanisme permainan tidak kaku
Minus
- Tempo cerita agak cepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id