Assassin's Creed Shadows
Assassin's Creed Shadows

Review Game

Assassin's Creed Shadows, Dari Awal Juga Bagus

Mohamad Mamduh • 21 April 2025 15:04
Jakarta: Akhirnya saya kesampaian bermain Assassin's Creed Shadows. Terlepas dari banyak komentar yang cenderung menjadi propaganda agar orang-orang tidak mencobanya, sejak saya saya punya rasa optimis terhadap game ini. Alasan utamanya adalah karena Ubisoft belajar banyak dan pastinya tidak ingin membuat salah satu franchise terbaik mereka semakin jelek. 
 
Ubisoft akhirnya mengalihkan pandangannya ke timur dan memberikan formula dunia terbuka barunya untuk Assassin's Creed. Jepang menjadi lokasi penting setelah petualangan sukses ke Mesir, Yunani, dan invasi Nordik ke Inggris.
 
Assassins Creed Shadows, Dari Awal Juga Bagus

Garis besarnya, Assassin's Creed Shadows menggambarkan seorang samurai dan seorang shinobi di zaman Jepang feodal. Persisnya di era Jepang Sengoku, yang merupakan periode perselisihan dan perang yang berlangsung lebih dari 150 tahun dan sepenuhnya membentuk kembali negara itu baik secara politik maupun sosio-ekonomi. 
 
Elemen pertempuran, intrik, tawar-menawar kuda, dan tikaman dari belakang yang terjadi selama periode ini membuatnya punya gameplay yang sangat bagus. Gamer juga sangat gampang familier karena era ini sangat populer di kalangan penulis buku, manga, anime, film, dan serial tv. Jangan lupa, ceritanya tetap punya unsur fiksi.
 
Assassins Creed Shadows, Dari Awal Juga Bagus
 
Sebagai penggemar lama, awalnya saya khawatir bahwa permainan yang sebenarnya tidak akan sesuai dengan bayangan Assassin's Creed berlatar Jepang. Setelah lebih dari 30 jam di era Azuchi-Momoyama feodal, saya merasa Assassin's Creed Shadow punya ciri khas dan keseruan yang membuatnya tetap patut dimainkan. Kekuatan terbesarnya terletak pada perpaduan aksi samurai dan shinobi untuk menciptakan pengalaman bermain Assassin's Creed yang paling utama. Di sisi lain, latar yang digunakan bukan tanpa kekurangan.
 
Dalam game ini, kita memulai cerita sebagai satu karakter yang dimainkan sebentar, lalu melompat ke karakter berikutnya untuk waktu yang cukup lama, lalu bolak-balik di antara mereka untuk melanjutkan misi utama dan menjelajahi banyak misi sampingan dan aktivitas yang disediakan untuk satu karakter atau yang lain di dunia terbuka.
 
Assassins Creed Shadows, Dari Awal Juga Bagus
 
Ini adalah masalah gameplay dan cerita karena menciptakan disosiasi, dan sering kali menarik keluar dari apa yang telah menjadi upaya besar untuk membuat dunia yang imersif.
 
Masalah kedua adalah pilihan menjadikan Yasuke, seorang samurai yang faktual secara historis, sebagai protagonis pria utama dalam game ini. Pilihan itu membingungkan bagi banyak orang, jadi Ubisoft sendiri mengeluarkan posting yang ditujukan kepada para gamer Jepang yang tersinggung mengakui bahwa status historis orang ini diperdebatkan, dan menyoroti bahwa mereka mencoba menciptakan fiksi sejarah yang imersif dan representasi ini hanyalah lisensi kreatif.
 
Assassins Creed Shadows, Dari Awal Juga Bagus
 
Apa yang saya temukan adalah bahwa protagonis Yasuke tidak benar-benar menyampaikan banyak cerita Assassin's Creed, dan apa yang disajikan terasa belum maksimal. Namun, saya merasakan gameplay yang berbeda saat menjadi Yasuke. Tidak ada unsur intimidasi yang nyata dari musuh, melainkan rasa hormat dan takut. Sejujurnya, dalam beberapa skenario saya sangat menikmati saat bermain sebagai Yasuke.
 
Di satu sisi ada Naoe, yang punya latar cerita masuk akal, sesuai dengan motivasinya. Dia terasa seperti protagonis sebenarnya dari game ini dan yang benar-benar menceritakan kisah Assassin's Creed.
 
Assassins Creed Shadows, Dari Awal Juga Bagus
 
Seorang shinobi dari klan Iga yang menyelinap, seperti seorang Assassin. Hal yang lebih penting, karakternya tumbuh dan berkembang seiring permainan. Sementara Naoe memiliki motivasi yang jelas dan pengalaman yang mengarah pada perubahan dalam pemikiran dan tindakannya, Yasuke sama sekali tidak berubah atau tumbuh.
 
Lalu ada tugas untuk membangun markas. Jika mau, kita bisa mengabaikannya, tetapi akan melewatkan banyak bonus yang lumayan memberikan manfaat dalam permainan. Membangun markas berarti menyediakan berbagai macam fasilitas untuk sekutu yang membantu mencari informasi tentang misi atau tim yang bisa diajak untuk membuat kekacauan dalam satu pertempuran. Kita juga bisa mempercantik desain setiap bangunan agar punya nilai estetika yang bagus. Meskipun terkesan remeh, Ubisoft terlihat mengembangkan aspek ini dengan cukup serius. 
 
Assassins Creed Shadows, Dari Awal Juga Bagus
 
Ada saat-saat Assassin's Creed Shadows memaksa kita untuk mengurangi tempo permainan. Ingin membuka lebih banyak akses skill tree? Kamu perlu mengunjungi kuil, mengumpulkan gulungan dokumen berharga, dan menonton animasi 11 detik dari Yasuke atau Naoe berdoa di berbagai kuil. Ulangi.
 
Masih ada lagi, pergi dan berlatih meditasi sebagai Naoe, atau belajar kata sebagai Yasuke. Tugas-tugas ini terasa membosankan, tetapi jika dipikir-pikir dalam hidup ada tahap yang membosankan tetapi harus kita jalani karena ternyata punya manfaat.
 
Sebagian besar misi di Shadows dimulai di papan objektif, sebuah bagan yang lebih besar dan lebih rumit berisi orang-orang yang membutuhkan bantuan dan target yang perlu dieliminasi, yang diadaptasi dari Assassin's Creed Mirage. Secara tematis, pendekatan ini cocok dengan suasana menggunakan semua informasi yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi anggota tersembunyi dari kelompok rahasia yang mencoba menjerumuskan Jepang ke dalam kekacauan. 
 
Assassins Creed Shadows, Dari Awal Juga Bagus
 
Assassin’s Creed Shadows sangat luas, penuh dengan kastil-kastil yang menakjubkan, kuil-kuil yang tak berujung, desa-desa kuno, dan pedesaan yang indah. Game ini berhasil mencegah saya mengutamakan misi dari cerita, terlarut dalam membongkar konspirasi lain sambil mempelajari kebudayaan Jepang.
 
Lebih seringnya, saya mengambil harta karun kastil setiap kali menemukan satu kastil di peta. Ini agak makan waktu karena harus mengalahkan semua Samurai Daishou di dalamnya. Jam-jam berlalu tanpa saya sadari saat saya mengungkap lebih banyak peta, saya bertemu lebih banyak tokoh bersejarah, dan tersesat dalam daya tarik abadi Jepang abad pertengahan. 
 
Assassins Creed Shadows, Dari Awal Juga Bagus
 

Kesimpulan
Setelah Origins dan Odyssey, Assassin’s Creed Shadows adalah salah satu seri favorit saya. Ia memang punya ciri khas Assassin’s Creed dan untuk sebagian orang mungkin akan membosankan.
 
Namun, ada beberapa hal yang harus ada sebagai jati diri, dan sepanjang permainan saya sangat menikmatinya. Utamanya adalah latar Jepang era Sengoku yang menjadi kesukaan semua orang. Rasanya tidak cocok membandingkannya dengan game lain yang punya latar zaman sama, mengingat cerita dan lokasi yang diusung juga berbeda. 
 
PLATFORM: PC, Xbox Series X/S, PS5
DEVELOPER: Ubisoft Quebec
PUBLISHER: Ubisoft
TANGGAL RILIS: 20 Maret 2025
GENRE: Action-Adventure
 
 
9.7
Assassin's Creed Shadows
Plus
  • Latar Jepang era Sengoku
  • Dunia luas dan penuh kultur
  • Aktivitas sampingan unik
  • Pilihan equipment sangat variatif
  • Mekanisme pertarungan fleksibel
Minus
  • Penokohan Yasuke kurang kuat

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan