Informasi yang berhasil didapatkan oleh Medcom.id menyatakan bahwa investor asal Singapura ini merupakan venture capital. Venture capital (VC) selama ini lebih identik sebagai penyedia pendanaan bagi startup, dan bukan tim esports.
Pendiri tim EVOS Esports, Hartman Harris, melihat investasi ke tim esports ini seiring industri gaming di Indonesia yang tumbuh tidak hanya sebagai hiburan, tapi juga bisnis.
"Investor melihat perkembangan EVOS sebagai pelaku bisnis gaming yang memiliki kompetensi besar terus berkembang," ungkap Harris. Daftar prestasi EVOS yang sudah sangat diyakini Harris membuat tim ini dinilai sangat prospektif di skala nasional dan internasional.
Harris juga menyatakan bahwa dana investor yang diterima akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur seperti dukungan psikolog, training facility kelas internasional, dan lain-lain.
"Kami menghadirkan para pelatih yang berpengalaman dan menguatkan peran analisis untuk menghasilkan tim yang solid, profesional dan meningkatkan performa EVOS di industri ike depannya," tutur Harris.
Pihak EVOS Esports mengklaim bahwa tim mereka tercatat sebagai organisasi esports pertama di Asia Tenggara yang melakukan fundraising dari investor asing. Baru ini tim EVOS juga baru saja mendapatkan pendanaan dari perusahaan lokal, Dua Kelinci.
EVOS Esports yang dibentuk tahun 2016 telah memiliki beberapa divisi atau cabang game mulai dari DOTA 2, Point Blank, Arena of Valor (AOV), Mobile Legends: Bang Bang, League of Legends, FIFA, Fortnite, PUBG, dan PUBG Mobile. Tercatat ada 19 tim dengan total pemain sebanyak 100 orang.
Divisi EVOS Esports juga sudah membuka cabang di beberapa negara mulai dari Filipina, Vietnam, Thailand, dan Singapura. Di Indonesia, perusahaan lokal seperti Go-Jek dan perusahaan konglomerat seperti Salim Group juga turut berinvestasi ke industri esports.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News