Rangkaian turnamen tahunan yang memasuki usia ketiga ini diikuti oleh 17 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Taiwan, Filipina, Singapura, Hong Kong, Macau, India, Australia, Korea Selatan, Sri Lanka, Jepang, Myanmar, Bangladesh, dan Mongolia.
"Kami memberikan panggung bagi para calon atlet esports di Indonesia dengan menggelar perlombaan esports di Indonesia. Kami memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengharumkan nama Indonesia," tutur Presiden Direktur Acer Indonesia, Herbet Ang.
Herbet mengklaim bahwa tahun ini ada peningkatan jumlah peserta yang mendaftar di online qualifier. Peningkatannya mencapai 20 persen dibandingkan turnamen tahun lalu bahkan pesertanya ada yang berasal dari Meulaboh kawasan Aceh hingga Jayapura di Papua.
"Kami berterima kasih atas dukungan dan kehadiran Menteri Kominfo, Johnny G Plate, dan Ketua AVGI (Asosiasi Video Game Indonesia) di Predator League 2020, kami berharap ke depannya akan lebih banyak lagi kegiatan yang dapat dilakukan bersama guna membangun ekosistem esports menjadi lebih dinamis dan bergairah," ujar Herbet.
"Esports saat ini bukan sekadar permainan, tapi sudah menjadi ajang profesional. Ini peluang bagi Indonesia, tidak hanya untuk mengembangkan potensi game lokal tapi menjadi wadah bagi anak muda kita mengukir prestasi esports di level internasional."
Laga puncak atau final dari Predator League 2020 kualifikasi regional Indonesia berlangsung di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka, Jakarta. Di sini 16 tim esports di kategori turnamen PUBG dan delapan tim di turnamen DOTA 2 akan berebut tiket Asia Pacific Predator League 2020 di Manila, Filipina, pada bulan depan.
Di kedua kategori turnamen tersebut ada nama-nama tim esports besar yang masih turun bertanding, di antaranya Alter Ego di PUBG, dan tim BOOM Esports serta PG BarracX di DOTA 2.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News