Indonesia e-Football League
Indonesia e-Football League

IFeL Keluarkan Pernyataan Resmi soal Indikasi Match Fixing, Empat Pemain Dijatuhi Sanksi

Mohamad Mamduh • 20 Desember 2025 20:03
Jakarta: Indonesian Football e-League (IFeL) mengeluarkan pernyataan resmi terkait pelanggaran berat berupa indikasi match fixing yang terjadi pada turnamen skala nasional yang digelar pada 13–14 Desember 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Kasus tersebut terungkap pada fase group stage Platform Console dan melibatkan sejumlah pemain profesional.
 
CEO Indonesian Football e-League, Putra Sutopo, menjelaskan bahwa dugaan match fixing pertama kali diketahui setelah adanya laporan dari komunitas. “Saya mendapatkan pesan dari salah satu follower saya, dia menyatakan bahwa ada indikasi match fixing di kompetisi tersebut di fase group stage,” ujarnya melalui unggahan di akun Instagram resmi @ifel.id.
 
Putra mengungkapkan, indikasi match fixing terjadi pada pertandingan penentuan Grup C saat Big Luna unggul 4-2 atas HAHA Jatim Power. Dalam laga tersebut, pemain Big Luna kedapatan melakukan tindakan yang tidak lazim, seperti sengaja membiarkan lawan mencetak gol tanpa melakukan clear bola, bahkan menggeser posisi penjaga gawang sehingga memuluskan gol lawan.

“Sangat disayangkan sekali hal ini dilakukan oleh pemain-pemain yang sebenarnya sudah mengerti rules of the game,” ujar Putra Sutopo.
 
Berdasarkan hasil investigasi lanjutan dan proses klarifikasi terhadap para pemain yang terlibat, IFeL menetapkan bahwa praktik match fixing dilakukan secara situasional di dalam pertandingan. Dari empat pemain yang diperiksa, satu di antaranya dinilai kooperatif dan mengakui adanya koordinasi pada menit-menit akhir laga. Sementara itu, pemain lain tidak merespons atau menolak memberikan keterangan selama proses investigasi.
 
Atas pelanggaran tersebut, IFeL menjatuhkan sanksi berbeda kepada masing-masing pemain. Moh Bayu Habibie dijatuhi larangan berkompetisi selama dua tahun di seluruh kompetisi IFeL serta ajang lain yang bekerja sama dengan IFeL karena dinilai tidak kooperatif selama investigasi.
 
Sementara itu, Abdul Ghony dan Aditya Ahmad R masing-masing dikenakan sanksi larangan bertanding selama satu tahun. Adapun M. Riza Alfiqri mendapat sanksi enam bulan setelah dinilai bersikap kooperatif dan membantu proses klarifikasi.
 
Putra Sutopo menegaskan bahwa IFeL tidak akan mentoleransi segala bentuk kecurangan yang merusak sportivitas dan integritas industri esports di Indonesia. Ia juga mengapresiasi peran komunitas yang aktif melaporkan kejanggalan demi menjaga ekosistem kompetisi tetap sehat.
 
“Apresiasi juga buat teman-teman komunitas yang selalu melaporkan ke saya ada kegiatan ataupun indikasi yang mencurigakan. Itu berkat kalian juga, industri ini bisa kita jagain dan ketahuan juga ada hal-hal yang ternyata tidak dilakukan senormalnya. Jadi, terima kasih buat komunitas, semoga ke depannya player-player kita bisa lebih disiplin dan juga bisa menjunjung tinggi sportivitas,” tutupnya.
 
(Sheva Asyraful Fali)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan