Menurut Dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), FIHA dari RS Harapan Kita, Jakarta, kegiatan
Menurut Dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), FIHA dari RS Harapan Kita, Jakarta, kegiatan "Pass-out Challenge" atau "Skip Challenge" dinilai sangat berbahaya karena dapat mengganggu sirkulasi oksigen dalam darah. (Foto: Nobullying)

Ini Bahaya "Pass-out Challenge" dari Segi Kesehatan

Rona pass-out challenge
Sri Yanti Nainggolan • 10 Maret 2017 15:06
medcom.id, Jakarta: Media sosial kini sedang dihebohkan dengan tren "pass-out challenge" atau "Skip Challenge" yang digadang-gadang tengah dilakukan banyak anak muda, terutama pelajar, di Indonesia. 
 
Pass-out challenge atau skip challenge adalah permainan dimana seseorang menahan napas ketika bagian dadanya ditekan keras. Efek yang ditimbulkan adalah kejang atau pingsan sementara. 
 
Menurut Dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), FIHA dari RS Harapan Kita, Jakarta, kegiatan tersebut dinilai sangat berbahaya karena dapat mengganggu sirkulasi oksigen dalam darah. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ini Bahaya
 
"Menekan dada sambil menahan napas dapat mengganggu aliran oksigen ke seluruh tubuh karena membuat paru-paru tak bisa mengembang sehingga oksigen tak bisa masuk," jelasnya saat dihubungi Metrotvnews.com, Jumat (10/3/2017). 
 
(Baca juga: Alasan Mengapa Otak Butuh Oksigen)
 
Kemudian, dari segi jantung, bagian jantung yang paling merasakan efek dari permainan tersebut adalah hemi kanan yang terletak di bagian bawah pada dada depan.
 
Penekanan pada sisi tersebut menyebabkan jantung sulit mengembang sehingga darah sulit bersirkulasi, baik masuk ke dalam jantung maupun mengalirkannya melalui pembuluh darah organ lain, seperti paru. 
 
Aliran darah ke jantung kiri atau dan aliran darah ke seluruh tubuh yang terganggu, pada keadaan yang ekstrem dapat mengganggu aliran darah ke otak, sehingga seseorang menjadi blackout atau pingsan. 
 
"Seseorang bisa sampai pingsan karena tekanan darah dan aliran darah ke otak menurun, selain itu oksigen juga tak ada," tambahnya. 
 
Ini Bahaya
 
Lalu apa yang harus dilakukan jika efek kejang atau pingsan dialami?

 
"Sebaiknya dibawa ke tempat yang luas agar mendapatkan udara, kemudian jika memakai pakaian ketat segera dilonggarkan," jawabnya. 
 
Ia menambahkan, jika masih merasa pusing, segera baringkan tubuh agar aliran darah ke otak lebih cepat normal kembali. 
 

 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif