Cara Menghadapi Pasangan yang Sulit Berubah

Ada beberapa masalah perilaku yang dapat menghancurkan ikatan pernikahan jika tidak diselesaikan. Misalnya kasar atau emosional, tidak menyediakan waktu untuk anak-anak atau Anda atau sering tidak setia. Ini tentu akan memengaruhi kehidupan keluarga. Jangan ragu, mintalah pertolongan dari ahli.
 

Jakarta: Apakah pasangan mengeluh tidak enak badan tetapi tidak mau ke dokter? Apakah kalian berencana berlibur namun suami membatalkan dengan alasan terlalu lelah? Atau pasangan mengakui memiliki masalah dalam pernikahan tapi menolak berkonsultasi dengan ahli?
 
Jika jawabannya "ya" untuk sebagian besar pertanyaan atau semuanya, berarti pasangan tidak termotivasi berubah. Frustasi akibat pasangan yang tidak melakukan niat baik, melanggar janji, atau berbeda antara perkataan dan perbuatan perlahan dapat mengikis keintiman emosi dan fisik dalam hubungan.
Ada beberapa masalah perilaku yang dapat menghancurkan ikatan pernikahan jika tidak diselesaikan, seperti dimuat Verywellmind: 
 
-Berjudi
-Sering mabuk atau minum terlalu banyak
-Menghabiskan terlalu banyak uang
-Memiliki sikap yang sangat negatif
-Tidak memiliki pekerjaan
-Kasar atau emosional
-Tidak menyediakan waktu untuk anak-anak atau Anda
-Sering tidak setia
 
Jika pasangan tidak berubah, akan memengaruhi kehidupan keluarga. Tanpa ada pertolongan dari ahli, rumah tangga bisa di ambang kehancuran. 
 
Ada beberapa hal yang perlu disadari. Anda tidak dapat mengubah pasangan. Anda hanya dapat mengubah diri dan reaksi diri sendiri. Perubahan ini mungkin dapat mendorongnya berubah. Pertengkaran yang sama berulang-ulang dapat diatasi dengan tidak mengungkit masalah sebelumnya. 
 
(Baca juga: 6 Tanda Pasangan Anda Selingkuh Emosional)
 

(Jangan ragu, mintalah pertolongan dari ahli jika pasangan sulit berubah. Foto: Pexels.com)
 
Selain itu jangan membahayakan diri sendiri dan anak-anak dengan bertahan pada situasi penuh kekerasan. Beberapa hal lain yang bisa Anda pertimbangkan, antara lain:

1. Kenali diri sendiri

Kenali diri Anda sendiri dan lihatlah sikap, perilaku, harapan, harapan, impian, ingatan, kekhawatiran, pemicu perilaku sendiri. 
 
Tanyakan berapa lama dapat bertahan dalam pernikahan jika perilaku pasangan tidak membaik. Putuskan mana perilaku negatif pasangan yang dapat ditolerir dan mana yang harus diperbaiki.

2. Hadapi masalahnya

Sadarilah bahwa pasangan mungkin tidak merasa frustasi dan bahagia seperti yang Anda rasakan. Ungkapkan kekhawatiran tentang masa depan pernikahan kalian. Identifikasi perilaku negatif dari masing-masing pasangan untuk menemukan solusi masalah dalam pernikahan.

Strategi untuk percakapan masalah serius

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan jika ingin membicarakan hal-hal serius, seperti:
 
-Pilih lokasi yang bebas dari gangguan
-Pilih waktu ketika kalian berdua tidak lelah
-Bicarakan dengan hangat dan tidak konfrontatif
-Jangan mengomel 
-Tetap pada topik
-Identifikasi masalah
-Jelaskan bagaimana masalah tersebut memengaruhi pernikahan
-Katakan keinginan Anda dalam hubungan 
-Diskusikan dengan keinginan pasangan, jika diperlukan angkat pilihan konseling pernikahan 
-Tetapkan kerangka waktu untuk mengevaluasi kembali keadaan

3. Evaluasi kembali

Jika semuanya tidak berjalan dengan baik saat evaluasi kembali masalah pernikahan, pikirkan pertanyaan-pertanyaan ini:
 
-Apakah ini krisis sementara atau akhir pernikahan?
-Apa hal terbaik yang terjadi jika tetap bersama?
-Apa hal terbaik yang bisa terjadi jika bercerai?
-Apa hal terburuk yang bisa terjadi jika tetap bersama?
-Apa hal terburuk yang bisa terjadi jika bercerai?
 
Bahkan jika yakin pernikahan sulit bertahan, cobalah sekali lagi. Ajak pasangan untuk bersama mencoba menyelesaikan masalah dengan bantuan profesional. Jangan ragu, mintalah pertolongan dari ahli jika pasangan sulit berubah. 
 
Beberapa klinik psikologi yang bisa Anda temui terdapat di Rumah Sakit Royal Taruma, Klinik Terpadu - Fakultas Psikologi UI, atau Mind & Behaviour Clinic .
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)