Pemanfaatan teknologi menjadi salah satu cara menjaga silaturahmi tetap terjalin. Education Director of Al-Shighor Foundation Ustaz Romzi Ahmad menegaskan mengganti cara bersilaturahmi dari tradisi mudik ke pemanfaatan teknologi informasi menjadi pilihan bijak.
"Bukan hanya bijak, tetapi juga mendekati wajib," jelas Romzi dalam program SIAM (Sambut Iftar ala Medcom.id) bertema Dilarang Mudik, Silaturahmi Digital Tak Kalah Asyik, Minggu, 26 April 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Sanksi Denda Rp100 Juta untuk Pemudik Nekat
Romzi membeberkan dua pertimbangan yang menjadi acuan pemanfaatan silaturahmi virtual saat ini mendekati wajib. Pertama, mengikuti anjuran pemerintah. Menurut Romzi, salah satu anjuran terhadap umat Islam ialah agar mereka menaati ulil amri alias pemerintah.
"Kedua, dalam maqasidh syariah, kita mengenal istilah hifdzun nafs, yakni menjaga keselamatan diri. Kita mengenal juga pesan ulama, al-aman qablal iman, utamakan keamanan sebelum menerapkan anjuran ritual beragama. Iman di sini, bukan iman bermakna keyakinan," jelas Romzi.
Keutamaan silaturahmi
Silaturahmi, terang Romzi, merupakan roh ajaran Islam. Ada banyak hadis yang disampaikan Rasullullah Muhammad Saw tentang perintah menyambung silaturahmi. Bahkan, salah satu yang termasuk dosa besar adalah memutus silaturahmi.Tidak cuma perintah, bahkan Allah pun memberikan ganjaran bagi orang yang gemar menyambung silaturahmi. Dai muda itu juga mengutip hadis keutamaan bersilaturahmi yang diriwayatkan Anas bin Malik Ra;
'Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya, hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dan menyambung silaturahim.'
"Akan tetapi, Rasulullah tidak spesifik menyebut silaturahmi sebagai pertemuan secara langsung. Pada banyak kesempatan, Nabi berkirim surat dengan beberapa raja dan sahabat terkait dengan dakwah Islam maupun silaturahmi," kata Romzi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (OJE)