“Itulah inti bela negara, di mana kita berpartisipasi dengan cara memberikan sumbangsih kepada negara sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing,” ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan Kominfo, Bambang Gunawan, dalam Festival Rabani “Semarakan Ramadan dengan Bela Negara”, dikutip Jumat, 22 April 2022.
Bambang menjelaskan 74 persen warga Indonesia adalah pengguna aktif internet. Hal ini menunjukkan semua masyarakat kini bisa mengakses informasi dari handphone. Namun, tidak semua informasi yang beredar itu benar dan valid.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Tidak semua informasi itu benar. Kalau kita bijak dalam menggunakan media sosial, sesungguhnya lebih dari separuh informasi yang kita terima itu tidak benar,” ujar Bambang.
Dia mengimbau masyarakat agar tidak mudah menyebarluaskan informasi yang beredar di media sosial. “Teliti saat menerima informasi, tidak serta merta memviralkan, menyebarluaskan,” kata dia.
Baca: ASN yang Mengikuti Komcad Harus Memiliki Kekuatan Fisik
Sementara itu, tokoh masyarakat di Semarang, Gus Huda, mengatakan bela negara dalam perspektif islam adalah kewajiban. Artinya, membela negara itu wajib dan bisa dilakukan dari berbagai sudut pandang.
“Melestarikan budaya-budaya di Tanah Air juga dalam bentuk bela negara. Kita bisa beribadah nyaman karena negara kita aman, karena banyak yang bela dan melindungi,” ujar dia.
Influencer Del Fano Charies mengatakan bela negara dapat diwujudkan dengan anak muda yang tidak krisis identitas. “Sebagai anak muda, bela negara cukup menjadi diri sendiri. Keren tidak harus bergaya seperti barat. Anak muda jangan krisis jati diri,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (AZF)