Pelaku usaha kecil pembuatan kue Lebaran, Sulikah, mengatakan produksi kue Lebaran belum mengalami peningkatan memasuki pekan ke dua Ramadan. Ketimbang tahun lalu, pada periode yang sama malah terjadi penurunan.
"Minggu ke dua puasa biasanya sehari sudah bisa menghabiskan 2,5 kwintal tepung. Tapi sekarang ini sehari paling habis satu kwintal," ujar Sulikah, Senin, 4 Mei 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia menilai menurunnya produksi kue Lebaran lantaran permintaan pasar menurun. Pesanan kue kering untuk Lebaran dari sejumlah pedagang di pasar-pasar tidak banyak.
"Pasarnya sepi. Jadi membuatnya ya, sedikit," kata Sulikah.
Baca:Bisnis Kue Lebaran Laris Manis Meski Pandemi
Berkait bahan baku, Sulikah mengeluhkan naiknya harga tepung. Dia mengungkap harga tepung yang biasa digunakan Rp155 ribu per 25 kilogram, sekarang naik menjadi Rp220 per 25 kilogram.
"Tapi beruntungnya harga telur turun, jadi biaya produksi tidak naik banyak," imbuh Sulikah.
Pembuat kue Lebaran lainnya, Nanik, mengatakan saat ini sudah tidak menerima pesanan kue untuk Lebaran. Tahun ini dia tidak banyak membuat varian kue Lebaran.
"Buat sedikit-sedikit saja. Ini sudah tidak menerima pesanan karena kondisinya kan seperti ini," kata Nanik.
Seorang pedagang kue lebaran, Marwati, mengatakan pada Ramadan kali ini tidak berani menyiapkan stok kue dalam jumlah banyak. Dia khawatir kue tidak laku.
"Tahun ini betul-betul tidak seperti biasanya. Pasarnya sepi makanya tidak berani (stok) banyak-banyak," ungkap Marwati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (LDS)