Tips menabung beli rumah dalam 3 tahun. Foto: Shutterstock
Tips menabung beli rumah dalam 3 tahun. Foto: Shutterstock

Yuk Nabung Beli Rumah, Berikut 3 Caranya

Rizkie Fauzian • 23 Juni 2021 10:55
Jakarta: Membeli hunian menggunakan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan salah satu solusi yang banyak diambil masyarakat. Namun, membeli rumah dengan KPR membutuhkan komitmen yang kuat.
 
Selain proses yang rumit, membeli rumah dengan KPR juga membutuhkan waktu yang panjang. Jika Anda sudah memiliki tujuan finansial untuk membeli rumah dalam waktu dekat, sebaiknya persiapkan diri Anda.
 
Bila rencana membeli rumah dalam waktu dekat atau tiga tahun dari sekarang, baik kredit maupun angsuran, berikut tips menabung dari Lifepal.co.id.

1. Hitung harga rumah

Hitung harga rumah yang diinginkan dan sesuaikan dengan inflasi. Kapan Anda ingin membeli rumah? Apakah tahun ini, tahun depan, atau beberapa tahun lagi?
 
Jika Anda berniat membelinya tidak di tahun ini, maka Anda perlu menghitung ulang harga rumah tersebut. Karena, setiap tahun harga rumah mengalami kenaikan. Lakukan perhitungan dengan menyertakan tingkat inflasi.
 
Contohnya, saat ini Anda tertarik dengan rumah yang ditawarkan suatu developer di kawasan Jawa Barat dengan harga Rp500 juta. Jika Anda berniat membeli rumah dengan spesifikasi dan lokasi sama seperti di tahun depan, maka besar kemungkinan harga rumah itu sudah naik.
 
Apabila asumsi kenaikan harga rumah per tahun adalah delapan persen, maka harga rumah yang Anda buru sudah menjadi Rp540 juta di tahun depan.

2. Simpan dana

Terlepas dari KPR atau tunai, Anda disarankan untuk tidak menempatkan dana di rekening tabungan. Hal itu disebabkan karena bunga yang ada di rekening tabungan sangatlah kecil, dan ada potongan biaya serta pajak yang dikenakan pada Anda.
 
Namun mengingat jangka waktu pembelian rumah itu cukup pendek, yaitu di bawah setahun hingga tiga tahun, maka pertimbangkan untuk menyimpan dana di beberapa instrumen investasi ini untuk membeli rumah.

3. Investasi berkala 

Tidak semua investasi bisa dibeli secara berkala, namun semuanya bisa dibeli dengan metode lump sum atau sekali bayar.
 
Deposito atau SBN merupakan investasi yang hanya bisa dilakukan secara lump sum. Sedangkan reksa dana, bisa lump sum, bisa pula tidak. Baik lump sum atau berkala ada untung ruginya.
 
Lump sum memang bisa menghasilkan keuntungan bulanan yang besar karena pokok modal yang disetor tentu lebih besar. Tapi dengan mengeluarkan uang dalam jumlah besar, maka bisa saja Anda mengalami kekurangan aset lancar yang akan mengganggu Anda memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 
Sementara itu, dengan metode investasi berkala memungkinkan Anda untuk berinvestasi secara rutin baik secara bulanan, mingguan, atau tahunan, dengan jumlah yang ditentukan.
 
Jika investasi berkala, sesuaikan pengeluaran menabung dengan saving ratio. Dalam perencanaan keuangan, rasio menabung atau saving ratio yang ideal adalah minimal 10 persen dari penghasilan bulanan.
 
Bila Anda masih bingung berapa yang harus disisihkan per bulan agar arus kas bulanan sehat, maka alokasikan saja minimal 10 persen dari penghasilan untuk menabung beli rumah.
 
Intinya, jika memang pembelian rumah akan dilakukan dalam hitungan bulan hingga tiga tahun, hindari menempatkan dana di instrumen investasi tinggi risiko.
 
Instrumen investasi tinggi risiko memang bisa memberikan imbal hasil tinggi, namun dalam jangka waktu pendek, fluktuasinya juga cukup tinggi dan berpotensi membuat modal investasi kita tergerus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan