Haruskah Baju Baru Dicuci Sebelum Dipakai? Ini Penjelasannya

Jakarta: Setelah membeli baju atau gaun yang disukai, wajar saja jika ingin segera memakainya. Namun, pakaian yang baru dibeli bisa sangat kotor akibat produksi atau terlalu lama digantung atau dipajang di toko.

Lantas, haruskah kamu mencuci pakaian baru sebelum memakainya? Berikut ini penjelasan dari dua pakar tentang pakaian yang langsung dipakai atau sebaiknya kamu harus bersabar. Dikutip The Spruce, berikut ini penjelasannya

Haruskah mencuci pakaian baru sebelum memakainya?

Tips menjaga pakaian tetap tampak baru setelah dicuci. Foto: Freepik

Meskipun mudah dan nyaman untuk langsung mengenakan pakaian baru, para ahli sepakat bahwa cara yang terbaik adalah mencucinya terlebih dahulu. Robin Murphy dari Maid Brigade mengatakan kebanyakan orang menganggap risiko terjadinya termasuk penyusutan, pemudaran, atau perubahan tekstur kain tertentu juga merupakan masalah nyata.

Bahan kimia yang digunakan untuk menjaga pakaian agar tidak kusut, bahkan bakteri yang mungkin bersembunyi dari tempat penyimpanan atau saat mencoba pakaian, hal itu menjadi lebih sulit untuk diabaikan.

Meski pakaian baru mungkin terlihat bersih, sebenarnya pakaian tersebut dapat membawa sejumlah besar kotoran dan endapan. Kain sering kali diberi pewarna, pelapis berbahan dasar formaldehida, dan bahan kimia lain agar tetap terlihat baru di rak-rak toko. Bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit, reaksi alergi, atau sekadar bau aneh seperti baju baru.

Wendy Saladyga dari Henkel mengatakan pekerja pabrik, staf gudang, dan karyawan toko juga harus bersentuhan dengan pakaian. Dalam perjalanan, pakaian baru dapat terkontaminasi bakteri, jamur, atau bahkan kutu.

Tips menjaga pakaian tetap tampak baru setelah dicuci

Tips menjaga pakaian tetap tampak baru setelah dicuci. Foto: Freepik

1. Cuci warna dan tekstur yang mirip bersamaan

Selain memilah berdasarkan warna, pengelompokan pakaian berdasarkan berat dan tekstur juga membantu. Murphy mengatakan hal ini dapat mencegah serat kain menggumpal, berpindahnya serat, tersangkut, dan pengeringan yang berlebihan. Kain yang berat seperti jeans dan handuk bisa terlalu kasar pada kain yang lebih lembut seperti kaus oblong.

2. Jangan membebani mesin cuci secara berlebihan 

Memaksa mesin cuci dengan pakaian berat akan menimbulkan gesekan antara kain yang menyebabkan warna memudar, usang, atau bahkan pakaian tidak dibersihkan secara menyeluruh.

3. Simpan pakaian dengan benar 

Melipat pakaian rajut seperti sweater dan kardigan mencegah pakaian melar, sedangkan pakaian terstruktur seperti blazer, mantel, kemeja berkancing, dan gaun harus digantung agar bentuknya tetap terjaga. Hindari gantungan baju kawat karena dapat merusak bahu pakaian terstruktur seiring waktu.

4. Cuci pakaian dengan bagian dalam ke luar

Balikkan pakaian terutama yang berwarna dan bermotif untuk mencegah pakaian tersebut memudar dan bergesekan dengan kain lain.

5. Gunakan deterjen lembut

Deterjen keras dapat merusak kain seiring waktu, Murphy menyarankan untuk memilih deterjen yang lembut. Untuk menghilangkan noda, ia menyarankan untuk membersihkan area tersebut dengan penghilang noda atau larutan alami seperti baking soda atau cuka daripada mencuci seluruh pakaian.

6. Keringkan dengan suhu rendah

Siklus lembut pada pengering pakaian juga penting untuk menjaga pakaian tetap tampak baru. Panas yang tinggi dapat menyusutkan, melemahkan, dan memudarkan kain. Murphy menyarankan untuk gunakan pengaturan panas rendah dan melepaskan pakaian saat masih sedikit lembap agar mencegah pengeringan berlebih dan mengurangi kerutan.

7. Baca label perawatan

Label pakaian biasanya akan memberitahu penjelasan mengenai pencucian, pengeringan, dan penyetrikaan. Ikuti petunjuk untuk menjaganya dalam kondisi prima karena setiap pakaian memiliki kebutuhan yang berbeda. (Theresia Vania Somawidjaja)

Cek Berita dan Artikel yang lain di

Google News