Jakarta: Semut adalah hewan kecil yang hampir selalu hadir di setiap rumah. Meski tampak sepele, kehadiran mereka bisa sangat mengganggu. Terutama jika jumlahnya banyak atau berasal dari jenis yang berbahaya seperti semut api yang dapat menyengat dengan agresif.
Beberapa semut, seperti semut hitam kecil, memang tidak berbahaya bagi manusia. Namun, koloninya di kebun bisa merusak tanaman pangan dan membuat halaman terlihat kotor. Maka dari itu, penting untuk segera mengambil langkah pencegahan agar semut tidak berkembang biak di rumah.
Cara mencegah semut datang kembali
Cara mencegah semut datang kembali. Foto: Freepik
1. Jaga kebersihan (sanitasi)
Selalu bersihkan sisa makanan dan tumpahan minuman, terutama setelah kegiatan luar ruangan. Semut sangat tertarik pada sisa gula atau makanan manis.
2. Bersihkan sampah halaman
Kumpulkan dan buang dedaunan kering, ranting, serta sisa tanaman yang menumpuk. Tumpukan ini bisa menjadi tempat berlindung bagi koloni semut.
3. Tanam tanaman pengusir semut
Tanaman herbal beraroma kuat seperti mint, rosemary, dan bunga marigold efektif mengusir semut secara alami. Tanam di sekitar kebun atau dekat jendela rumah.
| Baca juga: 5 Fitur Lemari Pakaian yang Sudah Ketinggalan Zaman |
4. Hilangkan sumber air
Semut juga membutuhkan air. Pastikan tidak ada keran bocor dan genangan air di halaman yang bisa menjadi sumber kelembapan bagi mereka.
5. Gunakan pengusir semut alami
Semprotkan atau taburkan bahan alami seperti:
-
Kayu manis bubuk
-
Bubuk kopi bekas
-
Cuka putih
Letakkan di jalur semut atau sekitar sarangnya untuk mengusir mereka tanpa bahan kimia berbahaya.
Jika kamu menemukan koloni semut yang besar atau jenis semut berbahaya seperti semut api, sebaiknya hubungi jasa pengendali hama profesional. Jangan coba mengatasinya sendiri karena sengatan semut api bisa menyebabkan reaksi serius.
Dengan langkah pencegahan yang tepat, kamu bisa menjaga rumah tetap bersih dan tanaman bebas dari ancaman semut perusak. Gunakan cara alami yang aman dan efektif agar lingkungan tetap sehat tanpa bahan kimia berlebihan. (Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
