Peresmian penggunaannya dilakukan Presiden Joko Widodo, Selasa (23/1/2018) malam. Selain beberapa orang menteri, acara peresmian dihadiri beberapa legenda bulutangkis Indonesia yang semua memiliki kenangan indah tentang Istora dalam kariernya.
Sama seperti bangunan lainnya di Kompleks GBK, Istora Senayan merupakan cagar budaya harus dipertahankan fasad aslinya. Arsitektur yang dipercaya menangani renovasi Istora adalah Boy Bhirawa, arsitek penerima Penghargaan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) 2017 kategori bangunan bangunan konservasi.
Fasilitas baru
Gedung olahraga yang dibangun pada 24 Agustus 1962 ini berhadapan dengan Stadion Aquatic. Posisi dua bangunan tersebut mengapit koridor timur, seperti penjaga Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Bangku di Istora juga diubah dengan lebih modern menjadi single seat foldabel. Pemasangan kursi ini menyebabkan kapasitas maksima penonton berkurang dari 10 ribu menjadi 9.500 orang.

Modernisasi juga bisa dilihat dari penggunaan cahaya yang menggunakan standar internasional. Standar yang dberlakukan oleh Badminton World Federation (BWF) adalah 1.500 hingga 3.000 lux. Lampu arena berkekuatan 60.400 watt dipasang pada atap setinggi 17 meter dari lantai.
Pendingin ruangan juga memperhatikan pengguna gedung terutama atlet. Jika sebelumnya pendingin dilakukan secara portable, kali ini dilakukan dengan central. Hal tersebut menjadi salah satu perhitungan karena dalam bulutangkis turbulensi dari AC sangat berpengaruh terhadap arah jatuhnya shuttlecock.
Untuk arena, lapisan bawahnya menggunakan lantai kayu sunkai ukuran 25x50 m. Fasilitas lainnya seperti ruang VIP, ruang ganti pemain, ruang kesehatan, dan lainnya telah tersedia. Selain itu ada ruangan multifungsi yang dapat dipakai untuk seminar dan rapat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News