"Setiap satu unit rumah yang masuk dalam program ini akan menerima bantuan sebesar Rp20 juta," kata Kepala Dinas Perkimta Kabupaten Buleleng Nyoman Surattini, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali dikutip dari Antara, Selasa, 3 September 2024.
Menurut dia, bantuan perbaikan rumah tidak layak huni sebagai upaya meningkatkan kualitas hunian agar menjadi layak dan aman ditempati oleh masyarakat yang memang membutuhkan.
“Program ini merupakan salah satu upaya nyata pemerintah daerah dalam menanggulangi masalah perumahan yang masih banyak ditemui di wilayah Buleleng,” ujar dia.
Pemkab Buleleng melakukan perbaikan rumah dengan rincian sebanyak 30 rumah tidak layak huni dan lima rumah lainnya yang mengalami kerusakan akibat bencana.
Meskipun rumah-rumah itu bukan termasuk kategori RTLH, perbaikan tetap diperlukan untuk menangani kerusakan yang terjadi. Untuk perbaikan tersebut, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp7,5 juta per unit yang disesuaikan dengan tingkat kerusakan.
Lebih jauh Surttini memaparkan sasaran program ini adalah masyarakat kurang mampu. Proses rehabilitasi RTLH diawali dengan usulan dari desa, kemudian diverifikasi melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Baca juga: 700 Rumah Tak Layak Huni di Papua Barat Daya Diperbaiki |
"Selanjutnya data masyarakat yang layak akan dilakukan validasi langsung ke lokasi. Dengan demikian, kami memastikan bantuan ini benar-benar tepat sasaran," jelas dia.
Adapun dalam kurun waktu 2017 hingga 2023, Dinas Perkimta Buleleng mencatat ada sebanyak 12.470 RTLH di sembilan kecamatan. Dari jumlah tersebut, 8.190 RTLH sudah berhasil diperbaiki hingga tahun 2023. Sementara itu masih ada 4.280 unit yang menunggu perbaikan hingga tahun 2024.
Surattini juga mengharapkan kerja sama dari pihak desa dalam menyukseskan program ini karena pemerintahan desa merupakan pemerintahan paling bawah yang mengetahui kondisi masyarakat secara valid.
"Apapun yang kita kerjakan, tidak bisa hanya dilakukan oleh Dinas Perkimta. Usulannya harus berasal dari desa dan terinput sesuai dengan sistem perencanaan yang ada di Kabupaten Buleleng. Di setiap desa ada operatornya, dan kami juga sudah memiliki sistem informasi bernama Si Permata. Jadi, tolong diinput di sana agar program ini bisa terealisasi," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News