Sang arsitek, Liu Yuyang, membongkar lima bangunan yang tidak digunakan dan menyulapnya menjadi 23 kamar tamu. Tak hanya itu, ada juga restoran, kolam renang, dan juga paviliun.

Hotel yang dibangun dari bekas lumbung tani. Foto: Dezeen
"Kami mengambil pendekatan terhadap budaya lokal dengan penduduk desa yang masih tinggal di dekatnya dan lansekap desa yang asli," ulas Atelier studio, dikutip Dezeen.
Lumbung tani tersebut dibongkar dan direnovasi kembali menjadi bangunan baru, namun tetap mempertahankan bentuk yang sederhana dan bersahaja.

Hotel yang dibangun dari bekas lumbung tani. Foto: Dezeen
Hal ini menjadi alasan pemilihan bahan material seperti beton, kayu dan baja hitam. Tak hanya itu, interior yang digunakan juga mencerminkan kesederhanaan.
Desain restoran dibuat dari kerangka baja yang dilengkapi dengan pintu dan jendela yang terbuat dari kaca pivot. Bagian lainnya dihiasi dengan balok batu dari lokal dan kisi-kisi kayu yang diberi arang serta atap terakota.

Hotel yang dibangun dari bekas lumbung tani. Foto: Dezeen
Di bagian lain terdapat kolam renang yang menghadap ke pegunungan. Kolam ini dibagi menjadi dua tingkat yang dilapisi pohon soapberry dan terlindungi oleh paviliun.
Rancangan Hotel Xlu Yunlu terpilih dalam 2019 Dezeen Award dalam kategori perhotelan. (Roslainy Putri A)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News