"Sudah di data pada akhir bulan lalu dan sudah disesuaikan dengan kemampuan para pengembang. Kami juga sudah menyampaikannya ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," kata Wakil Sekjen Apersi Pusat Soni Marsono di Solo, Jawa Tengah, Kamis,22 Januari 2020.
Soni menjelaskan, target tersebut meningkat jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang hanya membangun 90 ribu unit rumah. Pembangunan rumah subsidi tahun lalu agak tersendat karena penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sempat berhenti di pertengahan 2019.
"Saat itu sempat ada perubahan skema, BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan) juga belum terserap dengan baik," ungkapnya.
Sementara itu, saat ini untuk penjualan rumah subsidi masih berlaku harga lama, salah satunya Rp140 juta per unit untuk di beberapa daerah termasuk Jawa Tengah. Meski demikian, diperkirakan harga segera naik.
"Ada peraturan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bahwa tahun kemarin diberlakukan Rp140 juta termasuk di Jawa Tengah, baru di 2020 berlaku harga baru tetapi ini untuk bangunan baru. Kalau bangunan lama tetap berlaku harga lama," jelasnya.
Ia mengatakan untuk di Jawa Tengah harga baru yang berlaku yaitu Rp150,5 juta. Meski demikian, ia belum dapat memastikan kapan harga baru mulai berlaku.
"Kalau tahun lalu harga yang baru mulai berlaku di bulan Juni, untuk tahun ini harapan kami secepatnya. Paling tidak mulai Maret," ujar Soni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News