Pada April, PBB mengumumkan pembangunan kota terapung pertama di Busan. Dikenal sebagai Kota Oceanix, kota terapung ini akan menyediakan rumah bagi 12 ribu orang, dan konstruksi akan dimulai pada 2023.
Dirancang dengan pola yang mirip seperti otak, kota ini akan terdiri dari 5.000 unit terapung. Unit-unit ini akan mencakup rumah, restoran, toko, dan sekolah yang tersebar.

Desain kota terapung dengan rumah berwarna-warni di Maldives. Foto: Waterstudio.NL/Dutch Docklandsc
Secara total, Maldives Floating City ini dapat menampung hingga 20 ribu orang. Unit pertama akan diluncurkan bulan ini, dan diperkirakan mulai ditempati penduduk pada awal 2024. Pengembangan seluruh kota akan selesai pada 2027.
Kota ini memiliki struktur jalan dan kanal air berbasis alam yang menyerupai otak. Tepian karang buatan akan dipasang di bagian bawah kota, yang akan merangsang karang untuk tumbuh secara alami.
"Real estate terapung akan memberikan keamanan dan ruang bangunan untuk kota-kota yang penuh sesak dan terancam banjir," kata pendiri Waterstudio Koen Olthuis kepada The Post dikutip, Rabu, 22 Juni 2022.

Desain kota terapung dengan rumah berwarna-warni di Maldives. Foto: Waterstudio.NL/Dutch Docklandsc
Waterstudio merupakan firma arsitektur yang merancang kota di atas air tersebut. Pengembangnya adalah Dutch Docklands Maldives yang menjalin kerja sama dengan pemerintah.
"Prosesnya memakan waktu hampir 10 tahun tetapi akan membuka peluang serupa di kota-kota tepi laut di seluruh dunia," kata Olthuis.
Kota terapung ini terletak hanya sepuluh menit dengan menggunakan perahu dari ibu kota Male dan bandara internasional Maldives. Kota terapung dirancang dengan rumah berwarna pelangi yang dirancang untuk menarik orang lokal.

Desain kota terapung dengan rumah berwarna-warni di Maldives. Foto: Waterstudio.NL/Dutch Docklandsc
Rumah tersebut juga durancang dengan balkon lebar dan pemandangan tepi laut. Untuk transportasi, warga akan berkeliling dengan perahu, atau bisa berjalan kaki, bersepeda atau mengendarai skuter listrik atau kereta.
"Teknologi bukanlah masalahnya, tetapi kerangka peraturan yang membutuhkan waktu untuk menyesuaikan. Uang berbicara dan ini berarti pihak berwenang memahami bahwa biaya pengembangan kota terapung lebih rendah daripada biaya menghancuran infrastruktur," jelasnya.
Ibu kota Maladewa, Malé, dianggap sebagai salah satu kota berpenduduk terpadat di dunia dengan lebih dari 200 ribu orang menempati area seluas sekitar 2.000 hektar.

Desain kota terapung dengan rumah berwarna-warni di Maldives. Foto: Waterstudio.NL/Dutch Docklandsc
Pembeli asing rumah di Maldives Floating City dapat mengajukan izin tinggal di Maladewa. Harga rata-rata rumah ditawarkan mulai dari USD150 ribu (Rp2,2 miliar) untuk tipe studio dan USD250 ribu (Rp3,7 miliar) untuk rumah keluarga.
Saat ini unit akan dibangun di galangan kapal lokal yang kemudian akan diderek ke kota terapung. Unit-unit itu akan disambungkan ke bagian beton bawah air yang besar, kemudian disambungkan ke dasar laut dengan tiang baja teleskopik yang memungkinkannya bergerak dengan ombak.
Olthuis menjelaskan itu akan menjadi kota yang berfungsi penuh seperti kota lain di darat. "Saya pikir peran arsitek berubah dari desainer menjadi dokter kota, menyembuhkan masalah kota dengan menggunakan air sebagai obat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News