Upaya tersebut salah satunya diwujudkan dengan menggandeng PT Reciraya Semesta Energi (Resinergi) untuk memastikan rantai pasok RDF yang berkelanjutan. Kolaborasi keduanya ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman terkait Kerja Sama Penyediaan Refuse-Derived Fuel.
Direktur Utama SIG Donny Arsal mengatakan perubahan iklim yang dipicu oleh emisi Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan ancaman besar bagi kehidupan dan pembangunan global. Sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi, Indonesia melakukan transisi ekonomi hijau yang memprioritaskan pembangunan rendah karbon yang inklusif dan berkeadilan. Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK pada 2030 sebesar 31,89 persen.
Sebagai BUMN, SIG mengambil peranan dalam mendukung pemerintah mencapai komitmen nasional menurunkan emisi GRK, dengan mereduksi emisi karbon dalam proses produksi semen melalui pemanfaatan RDF.
"Inisiatif ini sejalan dengan Peta Jalan Keberlanjutan atau Sustainability Roadmap SIG 2030, serta arahan Kementerian BUMN untuk meningkatkan aksi penurunan emisi GRK dalam operasional bisnis,” kata Donny dalam keterangan tertulis, Jumat, 10 Januari 2025.
Baca juga: Semen Hijau Ramah Lingkungan Mulai Dilirik Masyarakat |
Donny menambahkan, SIG adalah pelopor di industri semen dalam pemanfaatan RDF sejak 2020. Saat ini, SIG terus berupaya meningkatkan porsi penggunaan RDF dan telah menyiapkan perencanaan kebutuhan untuk seluruh pabrik semen milik perusahaan.
Kolaborasi dengan Resinergi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pengelolaan sampah secara berkelanjutan untuk memenuhi pasokan RDF yang dibutuhkan oleh SIG.
“Penandatanganan MOU ini menjadi momentum bagi kedua belah pihak untuk bekerja sama dalam meningkatkan pengelolaan serta pemanfaatan sampah perkotaan dengan pemerintah daerah. SIG berkomitmen untuk bertindak sebagai offtaker RDF yang dihasilkan dari fasilitas pengelolaan sampah sesuai kebutuhan dan dengan prinsip tata kelola yang baik,” ujar dia.
Resinergi adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengumpulan, pengelolaan, pembuangan, pemeliharaan limbah sampah tidak berbahaya, pemulihan material, yang saat ini memiliki kerja sama dengan beberapa pemerintah kabupaten untuk mengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Direktur Utama Resinergi Bhima Aries Diyanto menyambut positif kolaborasi antara SIG dengan RESINERGI yang didorong oleh semangat yang sama untuk mengatasi persoalan sampah. Agenda penandatanganan Nota Kesepahaman ini merupakan sebuah ikhtiar untuk menghadirkan metode pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
“Ini adalah fondasi buat kita bersama, dari industri pengelolaan sampah dengan perusahaan solusi bahan bangunan selaku offtaker yang akan menjadi benchmark bagi perusahaan lainnya. Semoga ikhtiar kita ini diberkahi dan berkelanjutan, karena apa yang kita lakukan akan memberikan manfaat yang luar biasa, bukan hanya untuk lingkungan tetapi juga bagi penghidupan banyak pihak,” kata Bhima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News