Tantangan pengembangan TOD di Indonesia. Foto: Shutterstock
Tantangan pengembangan TOD di Indonesia. Foto: Shutterstock

Lokasi hingga Regulasi jadi Tantangan Pengembangan TOD

Rizkie Fauzian • 01 April 2022 12:02
Jakarta: Transit Oriented Development (TOD) adalah konsep pembangunan wilayah yang berfokus pada integrasi jaringan angkutan umum massal berbasis rel dan moda transportasi tidak bermotor. 
 
Perkembangan transportasi massal di kota-kota besar seperti Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan Kereta Listrik (Commuterline). 
 
Penggunaan kata TOD dalam memasarkan sebuah properti seringkali menjadi gimmick yang digunakan para pengembang saat menjual produk residensial di dekat stasiun KRL, MRT atau LRT. 

Director Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia Steve Atherton mengatakan, hal ini memberikan pemahaman yang terbatas kepada masyarakat, karena memaknai konsep TOD hanya sebagai properti yang dikembangkan berdekatan dengan stasiun transportasi.
 
"Pengembangan TOD memiliki konsep yang luas, tidak hanya pengembangan terhadap satu fungsi tunggal," jelasnya dalam laporan dikutip Jumat, 1 April 2022.
 
Menurutnya, pengembangan TOD mencakup pengembangan kawasan terpadu serba guna yang memiliki berbagai fungsi, seperti pemukiman, komersial, ruang terbuka publik, rekreasi, fasilitas kesehatan dan sekolah.
 
Steve menambahkan, ada beberapa tantangan dalam mengembangkan TOD di Indonesia, pertama terkait aspek lokasi. Menurutnya, banyak kawasan TOD yang berada di kawasan yang sudah mapan atau maju, sehingga perlu kajian mendalam untuk bisa mengimplementasikan konsep TOD yang baru.
 
Selain itu, tantangan lainnya adalah regulasi.Di Indonesia, penyempurnaan regulasi agar ideal saat ini juga masih dalam proses. Pemerintah juga menghadapi banyak tantangan terkait kewajibannya untuk melibatkan berbagai instansi/departemen terkait dalam penyusunan peraturan tersebut. 
 
"Sebagai ilustrasi, ketika pemerintah ingin melakukan pelebaran trotoar, pemerintah perlu berkoordinasi dengan berbagai instansi, seperti Dinas Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dinas Pertamanan dan Pemakaman hingga Perusahaan Listrik Negara," jelasnya.
 
Dirinya melihat bahwa konsep TOD akan membantu menjawab beberapa permasalahan di kota-kota seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia, dan pengembangan produk di kawasan TOD harus mendapat permintaan yang baik dari warga dan investor properti. 
 
Menurut Steve, suatu kawasan TOD dapat dikatakan ideal apabila akses dari dan menuju simpul transportasi massal dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau bersepeda selama kurang lebih 10 hingga 15 menit. 
 
"Kawasan TOD yang ideal memperhatikan kenyamanan bagi semua kalangan termasuk bagi lansia, ibu hamil, anak-anak dan juga penyandang disabilitas. Selain itu, dalam pengembangannya kawasan TOD seluruh properti harus menjadi multi fungsi dan terintegrasi," ujar Steve.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan