Huntap dibangun melalui bantuan loan dari National Slum Upgrading Program-Contingency Emergency Response Component (NSUP-CERC) sebesar Rp44,5 miliar.
Pembangunan hunian Tahap 1A ini berada di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu sebanyak 230 unit dan di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kota Palu sebanyak 400 unit.
"Adapun calon penghuni huntap adalah untuk relokasi warga yang terdampak bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Sulawesi Tengah sesuai dengan SK Data Warga Terdampak Bencana (WTB)," kata Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II Suko Wiyono dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 Februari 2021.
Sesuai dengan pembagian peran dalam proses pembangunan, penyediaan hunian 1A sebanyak 630 unit rumah disediakan oleh Direktorat Rumah Khusus, Direktorat Jenderal Perumahan.
Sementara untuk Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), pekerjaan air minum, sanitasi, jalan lingkungan dan prasarana lainnya dikerjakan oleh Ditjen Cipta Karya. Sedangkan untuk jaringan listrik disediakan oleh pihak PLN.
Tahun ini, Kementerian PUPR telah menyelesaikan 108 hunian tetap. Proses penghunian akan dibagi menjadi beberapa tahapan dan diharapkan masyarakat bisa menempati rumah tersebut dengan aman dan nyaman.
"Kami telah mulai proses penghunian Huntap yang telah selesai dibangun. Jadi masyarakat bisa segera menghuni rumah tersebut," ujarnya.
Suko menjelaskan, untuk proses penghunian tahap pertama pihaknya meminta sebanyak 108 warga terdampak bencana untuk menempati hunian yang dibangun di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga.
"Penghunian tahap pertama akan diisi 108 warga terdampak bencana. Kami berharap hingga akhir Februari ini seluruh unit Huntap bisa segera dihuni," jelasnya.
Lebih lanjut, Suko menerangkan Kementerian PUPR membangun sebanyak 230 unit hunian tetap untuk masyarakat yang terdampak bencana alam di Palu. Bangunan Huntap tersebut di atas lahan seluas 36 hektare dan saat ini pihaknya juga tengah melaksanakan proses akhir penyelesaian bangunan.
Dengan terbangunnya Hunian Tetap yang dilengkapi dengan PSU dan infrastrutur pendukungnya, maka diharapkan masyarakat akan mampu kembali pulih dari keterpurukan akibat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi dan memulai kembali aktivitas sosial, ekonomi, dan Pendidikan bagi anak-anak secara bertahap ke arah yang semakin baik.
Diharapkan juga percepatan pembangunan hunian tetap pada lokasi-lokasi lain agar segera terlaksana, sehingga persoalan relokasi warga terdampak bencana alam segera dapat teratasi dan kehidupan sosial, ekonomi masyarakat berangsur-angsur pulih kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News