Rumah tahan gempa. Foto: dok Kementerian PUPR.
Rumah tahan gempa. Foto: dok Kementerian PUPR.

Struktur Rumah Masyarakat di Jawa Tidak Tahan Gempa

Ihfa Firdausya • 16 Januari 2024 18:03
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti teknik pembangunan rumah di Indonesia menyusul banyaknya rumah rusak yang diakibatkan oleh gempa bumi berkekuatan kecil.
 
Banyaknya kerusakan rumah akibat gempa telah terjadi pada sejumlah kasus, seperti gempa di Lombok dengan magnitudo 6 pada 2018 merusak lebih dari 70 ribu rumah, gempa di Cianjur dengan magnitudo 5,6 pada 2022 merusak lebih dari 56 ribu rumah, serta yang terbaru gempa di Sumedang di penghujung tahun lalu dengan magnitudo 4,8 merusak lebih dari 1.400 rumah.
 
Persoalan tersebut harus menjadi bahan evaluasi bersama agar pembangunan rumah di Tanah Air bisa memenuhi standar bangunan yang tahan gempa. Dalam acara Kaleidoskop Bencana 2023 dan Outlook Bencana 2024 di Jakarta, Jumat, 12 Januari 2024, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengimbau pemerintah daerah untuk membentuk program membangun rumah yang tahan gempa.

"Kita terus pacu kepada masyarakat dan pemerintah daerah harus punya program memperkuat rumah-rumah yang sekarang dibangun," kata dia, dilansir Media Indonesia, Selasa, 16 Januari 2024.
 
 
Baca juga: Keunggulan Rumah Tahan Gempa di Kota Prabumulih

Struktur rumah masyarakat di Jawa tidak tahan gempa


Suharyanto menyebut mayoritas rumah masyarakat di Jawa, baik Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Jawa Barat, strukturnya tidak tahan gempa. Padahal, daerah-daerah itu berpotensi mengalami gempa cukup besar.
 
Ia menjelaskan struktur bangunan yang tidak tahan gempa menyebabkan potensi jatuhnya korban jiwa semakin besar.
 
Ia juga meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan bangunan tujuh lantai ke bawah tahan gempa karena bangunan yang lebih dari tujuh lantai sudah tahan gempa. "Kita juga sudah bicara dengan Pak Gubernur tolong diperkuat untuk bangunan tujuh lantai ke bawah, itu pasti tidak tahan gempa. Kalau di DKI mungkin strukturnya dikasih besi atau apa," jelas dia.
 
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) melaksanakan pilot project rumah inti tumbuh tahan gempa (RITTA) di Prabumulih, Sumatra Selatan. Dalam program RITTA, Pemerintah Kota Prabumulih menyiapkan tanah seluas dua hektare untuk lokasi pembangunan sekitar 100 rumah tahan gempa. Program tersebut merupakan kolaborasi Kementerian PU-Pera dengan pemerintah daerah, Bank Syariah Indonesia (BSI), dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF).
 
"Jumlah rumah yang akan dibangun sebanyak 100 unit dengan pembangunan tahap I, yakni 40 unit terdiri dari CSR SMF 30 unit dan BSI 10 unit, dan tahap II sebanyak 60 unit dari PT BTN dan cat rumah dari PT Mowilex dan bantuan semen dari PT Semen Baturaja," ungkap Dirjen Perumahan Kementerian PU-Pera Iwan Suprijanto, pekan lalu.
 

 
Baca juga: Bahan Bangunan untuk Rumah Tahan Gempa

Rumah sederhana


RITTA dibangun dengan menggunakan struktur rumah instan sederhana sehat (Risha) yang dikembangkan Kementerian PU-Pera. Rumah yang dibangun ialah tipe 18 meter persegi (6x3 meter), luas kaveling 70 meter persegi (7x10 meter), dan struktur bangunan Sistem Panel Modular Risha.
 
"Kami harap dengan konsep rumah inti tumbuh diharapkan ke depan penerima bantuan dapat mengembangkan rumah tersebut pada bagian depan atau belakang. Selain itu, penggunaan Risha juga menjadi upaya untuk mengantisipasi bencana alam mengingat sebagian besar wilayah Indonesia berada di daerah rawan bencana seperti gempa bumi," kata Iwan.
 
Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian PU-Pera Fitrah Nur menyatakan, melalui program RITTA, nantinya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sektor informal bisa memiliki hunian yang layak huni serta tahan gempa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan