Isu tersebut menjadi sorotan utama dalam Pertemuan & Symposium Perumahan yang digelar Bank Nobu bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Kadin Indonesia, Real Estat Indonesia (REI), serta asosiasi pengembang dan industri bahan bangunan, Selasa, 16 September 2025 di Balai Sarbini, Lippo Mall Nusantara.
Acara ini menghadirkan lebih dari 800 pelaku lintas sektor, mulai dari pengembang, kontraktor, industri material, perbankan, hingga penyedia jasa pendukung. Kehadiran mereka menegaskan pentingnya kolaborasi multipihak untuk menjadikan perumahan sebagai motor pertumbuhan ekonomi sekaligus instrumen pemerataan pembangunan.
KUR jadi motor ekonomi nasional
Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo menegaskan, sektor ini bukan sekadar urusan bisnis.“Perumahan bukan hanya bisnis, tapi misi sosial dan kebangsaan. Melalui KUR Perumahan dan skema pembiayaan lainnya, kita bisa memperluas akses hunian layak, menciptakan jutaan lapangan kerja, dan menggerakkan roda ekonomi nasional,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin, 15 September 2025.
Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Maruarar Sirait menyebut perumahan sebagai urat nadi pembangunan bangsa.
“Melalui kolaborasi pemerintah, dunia usaha, dan perbankan, kita memastikan setiap keluarga Indonesia memiliki akses hunian layak, sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat secara berkelanjutan,” kata Ara.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai perumahan memiliki multiplier effect yang signifikan.
“Pertumbuhan 8 persen PDB hanya dapat dicapai bila kita menggerakkan sektor-sektor dengan multiplier effect besar. Perumahan dan konstruksi adalah salah satunya. Inovasi pembiayaan seperti KUR Perumahan menjadi katalis penting untuk mempercepat pertumbuhan,” jelas dia.
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Roeslani menambahkan, rantai industri perumahan berperan penting dalam produktivitas nasional.
“Industri perumahan, konstruksi, dan bahan bangunan menciptakan mata rantai usaha yang luas. Dengan dukungan pembiayaan yang tepat, sektor ini mampu melahirkan peluang kerja, meningkatkan produktivitas, dan membawa Indonesia menuju daya saing global,” ungkapnya.
Dari kalangan dunia usaha, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mendorong anggotanya memanfaatkan program ini.
“Kadin mendorong dunia usaha untuk aktif mengambil bagian dalam KUR Perumahan. Ini bukan hanya peluang bisnis, tetapi juga kontribusi nyata dalam membangun bangsa, membuka lapangan kerja, dan menghadirkan masa depan yang lebih baik bagi rakyat,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Koordinasi Kadin Indonesia Dr. James T. Riady menyebut momentum ini sebagai ajang gotong royong nasional.
“KUR Perumahan adalah kesempatan emas untuk gotong royong—pemerintah memberi fasilitas, dunia usaha memberi inovasi dan efisiensi, masyarakat memperoleh hunian. Mari kita jadikan sektor perumahan motor pertumbuhan nasional,” katanya.
Program unggulan
Dalam kesempatan itu, Bank Nobu memperkenalkan tiga program pembiayaan unggulan dalam Program Perumahan “Warisan Bangsa”.- KPR Progresif, kredit fleksibel untuk masyarakat modern.
- FLPP Perumahan Subsidi, untuk memberikan akses hunian terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
- KUR Perumahan, skema pembiayaan cepat dengan bunga rendah untuk pengembang, kontraktor, UMKM, dan industri pendukung sektor perumahan.
Adapun Direktur Utama Bank Nobu Suhaimin Johan menegaskan komitmen banknya dalam menghadirkan solusi pembiayaan inklusif.
“Sebagai bank nasional, Bank Nobu berkomitmen hadir dengan solusi progresif melalui subsidi FLPP dan KUR Perumahan. Akses pembiayaan yang inklusif akan menggerakkan pasar, memperluas kesempatan usaha, dan memperkuat perekonomian dari akar rumput hingga nasional,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News