Mengingat statusnya sebagai cagar budaya, target renovasi tidak cuma modernisasi SUGBK. Melainkan juga melestarikan keaslian bangunan yang dirancang Frederich Silaban berdasar visi dari Presiden Soekarno.
Padahal selesai dibangun lebih dari setengah abad lalu, sudah berulang kali SUGBK direnovasi. Di setiap renovasinya ada saja tambahan yang dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan pada saat itu.
"Tentunya fungsi dan kebutuhan stadion juga berubah seiring jalannya waktu. Luasan, area atlet juga dengan ketentuan baru dan lain sebagainya," ujar prinsipal arsitek SUGBK, Gregorius Supie Yolodi, kepada medcom.id.
Tidak terkecuali dalam renovasi terbaru yang pengerjaannya dimulai pada 2016 lalu. Ada banyak perubahan agar SUGBK memenuhi standar dunia yang jadi syarat lokasi penyelenggaraan Asian Games 2018. Namun semuanya tetap memperhatikan faktor-faktor heritage bangunannya.
"Ada bagian-bagian sudah rusak yang dibuat kembali, ada tambahan-tambahan dan perubahan fungsi dari ruang yang disesuaikan," jelasnya.
.jpg)
Bangunan yang merupakan cagar budaya langsung menjadi tantangan unik dalam mendesain. Beberapa masalah awal yang ditemui adalah bangunan yang sudah beberapa kali direnovasi sebelumnya.
"Ada bagian yang tadinya tertutup, ada yang hancur, ada yang masih utuh. Detail yang masih relevan dan bisa dikembalikan, dikembalikan lagi. Itu namanya me-refurbish dan merevitalisasi kembali stadion ini," papar Supie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News