Air mancur tersebut rencananya akan dibangun sebagai bagian dari Dubai Expo 2020. Arsitek Riyad Joucka mengaku terinspirasi dari teknik kumbang Gurun Namib dalam mengambil uap air dari udara.
Dia merancang air mancur dengan cangkang penuh dengan bulatan yang nantinya dapat menyerap uap air dan menampungnya. Pengembunan uap air dilakukan dengan cara mengkondensasikan tetesan air.
Air tersebut nantinya disimpan dalam tempat penyimpanan yang telah disaring secara khusus sehingga bisa digunakan kembali, baik untuk penggunaan cuci atau meminum langsung air tersebut.
Desainnya juga terinspirasi dari Cactus Aloe Vera yang dapat melindungi air dari panas dan penguapan. Joucka merupakan pendukung Biomimikri yakni pendekatan untuk menciptakan sebuah inovasi dengan meniru suatu spesies.
"Idenya adalah melihat alam yang mengembangkan sistem arsitektur. Alam begitu banyak akal dalam penggunaan energi. Dengan persediaan sumber daya energi yang terbatas, kita harus memperhatikan alam," kata Riyad Joucka dilansir CNN.
MEAN merupakan perusahaan yang telah mengajukan beberapa proposal untuk desain dalam Dubai Expo 2020. Karyanya antara lain sebuah paviliun yang dibuat dari botol plastik daur ulang dengan menggunakan teknik 3D.
Tak hanya itu, karya lainnya menggunakan bahan daur ulang seperti kawat, baja, dan karet sebagai bahan material proyek miliknya di Dubai Design Week. Karya lainnya adalah shelter bus yang dibuat dari kerang.

Foto: MEAN
Proposal lainnya untuk Dubai Expo 2020 adalah sebuah bundaran kolom beton cetak 3D dengan topografi hutan yang mampu menghasilkan energi melalui panel surya dan dapat menyala di malam hari.
Dalam skala yang lebih besar, MEAN telah menghasilkan terminal feri bertenaga surya di Korea Selatan, dan desain ulang modular dari Museum Yayasan Seni Barjeel di Sharjah, UEA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News