Nama gedung dengan ketinggian 280 meter tersebut adalah Taipei Sky Tower. Melihat gambar rendering desainnya, gedung yang dirancang Antonio Citterio dan Patricia Viel ini nampak tak ubahnya rebung (tunas bambu) raksasa yang menjulang menembus awan.
Sebagaimana dikuti dari dezeen, duo arsitek dari Italia ini mengaku sumber inspirasinya adalah bambu, tananam rumput-rumputan yang banyak terdapat di Asia. Terlihat jelas di bagian tepi yang melengkung dan ujungnya miring dengan fasad kaca berwarna hijau beralur.
Bagian teras di lantai dasar yang menjadi akses masuk utama, bahkan dirancang seperti bekas bacokan di batang bambu. Kolom lipit-nya terinsiprasi dari desain Yunani kuno.
Gedung ini akan menampung dua hotel mewah, Park Hyatt Taipei dan Taipei Andaz. Pengerjaan interior hotel dipercayakan kepada Lyndon Neri dan Rossanna Hu yang juga merancang ulang desain interior gedung Beijing's Opposite House.
Taipei Sky Tower berada di kawasan bisnis dan pusat perbelanjaan Xinyi. Ini adalah distrik dengan harga properti tertinggi di seluruh Taiwan. Proyek dijadwalkan selesai pada 2020 mendatang.
baca juga: Meniru bambu untuk bertahan dari gempa
Pencakar langit lain yang yang juga terinspirasi bambu adalah Taipei 101. Gedung setinggi 508 meter tersebut tidak cuma 'mencontek' detail ruas-ruas batang bambu, tetapi juga kelenturan bambu dalam meliuk hingga batas tertentu tanpa patah atau roboh. Konsep demikian sangat penting untuk Taiwan yang rawan gempa bumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
