Jakarta: Narasi
rematch antara
Anies Baswedan dan
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di
Pilkada DKI Jakarta kembali muncul ke publik. Meski demikian hingga saat ini narasi ini belum ditindaklanjuti pada level partai. Pengamat Politik Yunarto Wijaya mengatakan, survei elektabilitas dari kedua tokoh ini memang memadai, tetapi ada sejumlah hambatan yang tidak mudah.
“Dua-duanya memiliki survei tertinggi, tapi dua-duanya belum aman untuk mendapatkan tiket, karena masing-masing memiliki hambatan psikologis,” ucap Yunarto dalam tayangan Metro TV, Senin 22 Juli 2024.
Yunarto menjelaskan Anies Baswedan harus diperhadapkan dengan realitas bahwa dirinya bukan bagian dari kader manapun dan juga berpeluang besar berhadap-hadapan dengan siapapun yang akan mewakili
Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam Pilpres 2029.
“Jadi pasti ada sebuah kepentingan politik untuk menghambat Pak Anies untuk menjadikan DKI jadi batu loncatan selanjutnya,” ucap Yunarto.
Belum lagi kata Yunarto kondisi Koalisi Perubahan yang bisa saja bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Jika hal ini terjadi, bisa saja ada negosiasi untuk tidak mendukung Anies di Pilgub DKI.
Sedangkan untuk Ahok, Yunarto menjelaskan sosok ini cenderung memiliki hubungan yang tidak baik dengan partai-partai politik saat menjabat sebagai gubernur, karena dinilai cukup keras dalam pembawaannya.
“Tapi kalau saya sok tahu sedikit, Bu Mega menurut saya cenderung ke Ahok, kalau berbicara prinsip soal demokrasi, isu SARA yang selama ini menjadi konsen Ibu Mega, saya meyakini Ibu Mega cenderung ke Ahok,” tutur Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia.
Meski demikian PDI Perjuangan tidaklah cukup dengan 15 kursi untuk mendukung Ahok. Kata Yunarto dirinya juga belum melihat ada potensi kerja sama PDIP dengan partai lain dalam hal mendukung Ahok maju Pilkada DKI.
“Jadi bukan tidak mungkin kedua orang ini punya survei tinggi, tapi mungkin saja keduanya tidak akan maju,” ungkap Yunanto.
Kata Yunarto, jika kedua tokoh ini tidak maju di DKI, akan membuka peluang bagi sosok-sosok yang sebelumnya tidak memiliki peluang di DKI. Sehingga tokoh-tokoh baru akan bermunculan menghiasi Pilgub DKI.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MBM))