medcom.id, Jakarta: Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan dalam dua debat terakhir selalu memaparkan data dan angka dalam menjelaskan permasalahan. Anies mengkalim data-data tersebut telah melalui proses verifikasi.
"Insya Allah data yang kita gunakan adalah data berbasis sumber-sumber yang kredibel dan bisa diverifikasi," kata Anies saat blusukan di Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (8/2/2017).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyebut dalam pemaparan, ia bukan menderetkan data dan angka sebagai bentuk presentasi. Tapi juga menggunakan narasi supaya mempermudah masyarakat dalam memahaminya.
Perang data dan angka terjadi pada debat kedua Pilkada DKI Jakarta yang berlangsung 27 Januari lalu. Anies sempat menyerang pasangan calon nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat dengan data pemeringkatan Provinsi dari Ombudsman. Dalam data, Jakarta diketahui berada pada urutan 16 dari 33 Provinsi.
Ahok mengakui hal itu. Dia lalu menyerang balik Anies.
"Jakarta kota besar, orangnya banyak. Wajar kami juara 16 dari 33 provinsi (untuk penilaian kepatuhan pada 2015). Tapi, Kemendikbud yang Anda pimpin justru ada di peringkat 22 dari 22 (peringkat akuntabilitas kementerian). Tak ada progres," ujar Ahok.
Pernyataan Ahok lantas diralat Anies pada kesempatan pertanyaan selanjutnya.
"Peringkat 22 itu sebelum saya menjadi Mendikbud. Setelah saya menjabat, justru naik 9 peringkat," kata Anies.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))