medcom.id, Jakarta: Pasangan calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat melenggang ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Meski memenangkan putaran pertama, mereka tetap harus bekerja keras menambah jumlah suara.
Ahok memperoleh 42,99 persen suara pada putaran pertama. Perolehan itu tak cukup membuat mereka menang satu putaran. Ahok-Djarot harus puas berlaga di putaran kedua melawan pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan mengatakan, komunikasi politik yang intens telah dibangun oleh partai pendukung Ahok-Djarot dengan partai yang sebelumnya mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Pembagian tugas pun dilakukan agar komunikasi lebih efektif.
"Pak Idrus Marham misalnya berkomunikasi dengan PAN, kemudian saya menjalin komunikasi dengan PKB juga berkomunikasi dengan Demokrat demikian pula teman-teman yang lain," ujar Hasto di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu 4 Maret 2017.
Komunikasi sudah dijalin sebelum penetapan paslon putaran kedua, terutama di lingkungan partai pendukung pemerintah. Hasto menilai, usai penetapan paslon putaran kedua, partai pendukung Agus-Sylvi akan menentukan sikap.
Hasto pun optimistis dengan dukungan yang akan mereka peroleh. "Ada hal-hal positif, suasana yang dibangun yang bisa kami pastikan partai di dalam pemerintahan dia akan bergabung di Basuki-Djarot," jelasnya.
Tak hanya dengan sesama parpol, komunikasi dibuka seluas-luasnya dengan tokoh dan masyarakat DKI Jakarta.
"Karena rakyat lah sebagai pengambil keputusan tertinggi terhadap pasangan gubernur dan wakil gubernur," ujar Hasto.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DRI))