Jakarta: Pasangan Esthon Foenay-Christian Rotok menilai masih banyak masalah terkait pendidikan di Nusa Tenggara Timur. Misalnya, buta aksara dan rendahnya angka partisipasi sekolah.
"Juga kualitas lulusan dan kompetensi literasi," kata Esthon dalam debat pamungkas Pilgub NTT di Jakarta, Sabtu, 23 Juni 2018.
Selain itu, Esthon juga melihat aspek kesehatan masih jadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Misalnya, tingginya angka kematian ibu dan anak, juga masalah kekurangan gizi.
"Kita harus benari Provinsi NTT agar terhindar dari ancaman generasi yang hilang," ujarnya.
Esthon mengatakan ingin memaksimalkan peran posyandu serta para kadernya untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di NTT. Ia juga berjanji akan meningkatkan seluruh puskeskas di NTT menjadi puskesmas rawat inap.
"Ke depan kita akan siapkan alokasi dana dari pendapatan asli daerah (PAD) untuk bisa memperkuat komponen pelayanan kesehatan," ujarnya.
Esthon-Chris pun mengajak seluruh pemerintah tingkat kota di NTT, guru, dosen, dokter, tenaga medis, serta segenap komponen pendidikan dan kesehatan di NTT sama-sama bekerja. "Bersama berjuang menuju masyarkat NTT yang sehat dan cerdas."
Sementara itu, Christian Rotok menambahkan, salah satu visi yang juga ditawarkan Esthon-Chris yakni terwujudnya masyarakat NTT yang sejahtera dan berdaya saing. Guna mewujudkan visi ini, Christian Rotok berjanji bakal meningkatkan sistem pendidikan yang berdaya saing.
"Dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau," kata Chris.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))