Donggala: Bakal Calon Gubernur (Cagub) Anwar Hafid akan membenahi masalah infrastruktur jalan hingga pelosok
Sulawesi Tengah (Sulteng). Melalui program Berani Lancar, Anwar Hafid tingkatkan seluruh akses jalan di desa-desa.
"Pertama akan dibenahi
perbaikan infrastruktur jalan, karena memang daerah ini banyak sekali potensinya hanya kekurangan infrastruktur sehingga masyarakat belum maksimal memasarkan dan beraktifitas sebagaimana biasa," kata Anwar Hafid di Kecamatan Rio Pakava, Kabupaten Donggala, Sabtu, 20 Juli 2024.
Wilayah Kecamatan Rio Pakava sendiri salah satu wilayah terjauh dan terisolasi di Sulteng. Ia menjelaskan wilayah ini hanya bisa dicapai melalui jalan di daerah Pasang Kayu, Sulawesi Barat sehingga memerlukan perhatian.
“Kami memilih Rio Pakava sebagai tempat paling jauh di Sulawesi Tengah, karena untuk sampai ke sini harus jalan via daerah Pasang Kayu, Sulawesi Barat dulu. Begitu pula jalannya jelek," ucapnya.
Diketahui, untuk mencapai Rio Pakava di Donggala, perjalanan harus melewati Kabupaten Pasangkayu dengan jarak tempuh sekitar 40 kilometer, yang biasanya memakan waktu sekitar satu jam dalam kondisi normal.
Rio Pakava adalah daerah potensial di Sulteng, namun infrastruktur yang buruk, seperti jalan yang belum beraspal dan berbatu, menyebabkan rumah warga penuh dengan abu jalanan.
Ia akan mengoptimalkan infrastruktur dalam waktu kurang dari dua tahun, termasuk pembangunan jalan di Rio Pakava yang akan terintegrasi dengan targetnya membangun 1.000 kilometer tol desa.
Ia pun akan menjamin kesejahteraan petani kelapa sawit. Dengan cara membangun pabrik kelapa sawit yang seluruh pengelolaannya akan diberikan kepada warga.
Baginya, langkah ini tidak akan sulit, sebab ia pernah melakukan hal serupa ketika menjabat sebagai Bupati Morowali. Dengan cara membangun pabril kelapa sawit, petani sawit tidak susah lagi mencari pembeli dan harganya juga naik, menjamin kesejahteraan petani sejalan dengan program Anwar Hafid yakni Berani Panen Raya.
“Dulu waktu di Morowali, saya hadirkan pabrik kelapa sawit, dengan begitu, petani sawit tidak susah lagi mencari pembeli dan harganya juga naik, dibanding sebelum adanya pabrik,” pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((WHS))