Jakarta: Wacana calon tunggal mengemuka usai muncul upaya pembentukan Koalisi Indonesia Maju (
KIM) Plus di Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024 Jakarta. Diharapkan,
partai politik (parpol) di luar koalisi pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) itu tak berkeinginan mewujudkan wacana tersebut.
Peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli, menyampaikan demokrasi di Jakarta dinilai alami kemunduran jika wacana tersebut terwujud. Hal itu diyakini berdampak luas karena Jakarta dinilai sebagai barometer demokrasi nasional.
"Quo vadis pilgub DKI? Quo vadis partai-partai politik?,” kata Lili saat dikutip dari
Media Indonesia, Selasa, 6 Agustus 2024.
Lili mengkritik keras wacana KIM Plus yang diduga ingin menjegal pencalonan Anies Baswedan tersebut. Wacana tersebut bahkan dinilai memperkosa hak pilih warga Jakarta.
“Ini sama dengan memperkosa hak pilih warga Jakarta yang hanya disodorkan satu pilihan yang akan memimpin Jakarta, tidak ada alternatif pilihan," ungkap dia.
Dia menegaskan wacana calon tunggal dalam pemilihan tak baik dalam iklim demokrasi. Sebab, dianggap mengkerdilkan proses demokrasi.
“Pilgub dengan calon tunggal sama dengan membonsai proses demokratisasi pilgub Jakarta,” sebut dia.
Lili menyebut kotak kosong dalam kontestasi bukan sebagai bentuk pilihan. Tetapi, dianggap sebagai golongan putih (golput).
"Kalau tidak suka silahkan pilih kotak kosong. Memilih kotak kosong bukann suatu pilihan. Itu sama saja maknanya golput,” ungkap dia.
Dalam proses demokrasi, kata Lili, semestinya ada kompetisi sebagai syarat utama dari demokrasi. Dengan hanya ada satu calon, Lili menyebut kompetisi tidak terjadi.
Lili juga menilai melawan kotak kosong tidak
aple to aple. Sebab, tak ada kampanye untuk memilih kotak kosong sebagai salah satu pendidikan politik kepada warga.
“Pilgub dengan calon tunggal juga meniadakan pendidikan politik bagi warga. Padahal fungsi pilkada, salah satunya, memberikan pendidikan politik bagaimana warga disodorkan tawaran program memajukan daerah dan pilihan politik terhadap beragam calon yang berkompetisi,” ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ABK))