Jakarta: Calon wakil gubernur NTT Christian Rotok menyatakan jual beli jabatan adalah dosa besar. Pernyataan itu sebagai reaksi atas pertanyaan panelis soal banyaknya politisasi birokrasi dalam debat kedua Pilgub NTT 2018.
"Praktik itu tak punya hati nurani. Jangan pernah berharap ada prestasi ke depan," kata mantan bupati Manggarai, NTT ini, Selasa, 8 Mei 2018.
Menurut dia, penempatan jabatan harus berdasarkan tiga
platform, yakni pendidikan, daftar urut kepangkatan, dan rekam jejak.
"Setelah itu, kemudian kita lelang lagi untuk menemukan calon terbaik," katanya.
Dengan begitu dia yakin akan ditemukan pejabat yang memiliki kapasitas di bidangnya.
Masih ada debat terakhir pada 23 Juni nanti dengan tema pendidikan dan kesehatan untuk Pilgub NTT. Debat perdana sudah dilaksanakan pada 5 April lalu dengan tema ekonomi dan infrastruktur.
Sebanyak 3.177.562 tercatat sebagai pemilih untuk Pilgub NTT 2018. Dari jumlah ini, pemilih paling banyak adalah perempuan dengan 1.620.360 pemilih. Masyarakat NTT akan menggunakan hak pilihnya pada 27 Juni, serentak dengan daerah lain yang melaksanakan pemilu.
Pilgub NTT diikuti empat pasang calon, yakni
1. Esthon L Foenay-Christian Rotok (Esthon-Chris) yang diusung Gerindra dan PAN;
2. Marianus Sae-Emelia Nomleni (MS-Emi) yang diusung PDI Perjuangan dan PKB;
3. Benny K Harman-Benny A Litelnoni (Harmoni) yang diusung Demokrat, PKPI, dan PKS; serta
4. Viktor Bungtilu Laiskodat-Josef Adreanus Nae Soi (Victory-Joss) yang diusung NasDem, Golkar, Hanura, dan PPP.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/0Kv7WL1N" allowfullscreen></iframe>
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((UWA))