Jakarta: Indo Survey & Strategy menyebut elektabilitas tiga calon gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel): Nurdin Abdullah, Nurdin Halid, dan Ichsan Yasin Limpo, terus meningkat. Tingkat keterpilihan ketiganya terlihat seimbang.
"Melalui pertanyaan terbuka, posisi elektabilitas cagub yang paling dominan ada tiga nama, yaitu, Nurdin Abdullah dengan 12,6 persen, Nurdin Halid 10,8 persen, lchsan Yasin Limpo 10,5 persen. Agus Arifin Numang 3,5 persen, Sahrul Yasin Limpo 2,6 persen," kata Direktur Strategi Indo Survey & Strategy Karyono Wibowo di Cikini, Jakarta, Minggu, 4 Maret 2018.
Dalam pertanyaan yang sifatnya tertutup, lanjut Karyono, elektabilitas ketiga cagub itu bersaing cukup ketat. Elektabilitas Ichsan Yasin Limpo sebesar 26,6 persen, Nurdin Abdullah 20,1 persen, Nurdin Halid 19,1 persen, dan Agus Arifin Numang 9,8 persen.
Menurut dia, hasil survei kekuatan riil pasangan calon gubernur berdasarkan data pendukung loyal menunjukan persaingan yang ketat. Pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman sebesar 14,4 persen, Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakar 13,5 persen, Nurdin Halid-Aziz Kahar Mudzakar 12,9 persen, dan Agus Arifin Numang-Tanribali Lamo 18,3 persen.
"Namun sayangnya kekuatan riil kandidat ini masih cenderung rendah, di bawah 15 persen. Dengan persentase yang tipis itu, maka semua pasangan masih memiliki peluang menang," ucap dia
Dinasti politik
Terkait isu dinasti politik, hanya 20,1 persen responden yang pernah mendengar politik dinasti di Sulawesi Selatan. Namun, mereka tidak memungkiri dinasti politik masih ada.
Baca: Pilgub Sulsel KPU Fasilitasi 5,4 Juta APK
"Dari 20,1 persen yang pernah mendengar 63,9 persen memahami makna politik dinasti. Dari 2,1 persen yang pernah mendengar ada 77,7 persen yang kurang menginginkan dan tidak menginginkan politik dinasti berkuasa," sebut Karyono.
Hasil survei ini menjadi perhatian dan peringatan tersendiri untuk pasangan lchsan Yasin Limpo yang merupakan keluarga dinasti Yasin Limpo. Menurut dia, ini bisa menjadi kelemahan bagi lchsan Yasin Limpo.
"Jika ada gerakan penolakan terhadap politik dinasti secara masif, terstruktur dan sistematis, maka otomatis bisa menurunkan elektabilitasnya," pungkas dia.
Survei ini dilakukan pada 19-24 Ferbuari 2018. Jajak pendapat melibatkan 800 responden melalui metode
multistage random sampling. Survei ini memiliki
margin or error sebesar 3,5 persen.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/Dkq3EdeN" allowfullscreen></iframe>
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OGI))