medcom.id, Jakarta: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) butuh sekira Rp15 miliar untuk ikut dalam Pilkada DKI 2017. Dana itu hanya cukup untuk membayar pelatihan saksi dan kerja saksi saat hari pemilihan.
"Saya kira paling Rp10 miliar-Rp15 miliar cukup untuk pelatihan dan saksi," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (6/10/2016).
Ahok belum bisa memastikan uang sebanyak itu cukup atau kurang. Sebab, ia mengatakan, biasanya ada saksi yang ingin menjadi relawan tanpa dibayar.
Ahok jujur tidak punya uang hingga Rp15 miliar. Karena itu, ia berharap, empat partai pengusung menyediakan saksi dari kader, memberikan pelatihan, sekaligus membayarnya.
(
Klik: Mengintip Harta Kekayaan Calon Gubernur DKI)
Mantan anggota Komisi II DPR itu belum bisa memastikan partai pendukungnya, yakni PDI Perjuangan, NasDem, Golkar, dan Hanura, sepakat dengan usulan itu.
"Misal, PDI Perjuangan melatih saksi, pakai uang dia. PDI Perjuangan menggerakkan anggota DPR-nya. Golkar juga mau menggerakkan anggota DPR dan DPRD, ya pakai uang dia dong. NasDem dan Hanura juga begitu," jelas Ahok.
Pilkada DKI kemungkinan diikuti tiga pasangan, yaitu Ahok-Djarot Saiful Hidayat, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Pada 24 Oktober, KPU DKI akan menetapkan peserta Pilkada. Sehari kemudian pengundian nomor urut.
Kampanye dan debat publik mulai 28 Oktober 2016 sampai 11 Februari 2017. Setelah itu, selama tiga hari, masa tenang dan pembersihan alat peraga.
Pemungutan dan perhitungan suara 15 Februari 2017, rekapitulasi suara 16 Februari sampai 27 Februari 2017, dan penetapan pasangan calon terpilih tanpa sengketa 10 Maret sampai 12 Maret 2017.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((TRK))