medcom.id, Jakarta: Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan, menyayangkan terjadinya insiden penyekapan yang menewaskan enam orang tewas di Pulomas, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur. Anies menyebut insiden itu terjadi akibat minimnya interaksi antarwarga.
Anies mengaku akan mengubah pola interaksi warga Jakarta, bila terpilih menjadi DKI-1. Sehingga, insiden seperti di Pulomas tak lagi terulang. "Kejadian kemarin kalau enggak ada tamu kadang rumah pagar tinggi-tinggi, interkasi warga rendah. Itu yang kita akan ubah sama-sama," kata Anies di kawasan Kalibata Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (28/12/2016).
Ia yakin, cara itu bisa diterapkan kepada warga Jakarta, baik kalangan bawah hingga atas. Pasalnya, kata dia, Amerika pun menerapkan pola interaksi antarwarga, meski kehidupan mereka terkesan individualis.
Menurut dia, warga akan senang bila ditumbuhkan pola interaksi antarwarga di sekitar tempat tinggal. Hanya, kata dia, pemerintah selama ini belum memfasiltasi interaksi tersebut.
"Makanya pemerintah harus merangsang itu," kata dia.
Anies mengungkapkan, cara menumbuhkan interaksi tersebut, yakni dengan melalui perlombaan anak-anak di lingkungan tempat tinggal.
Dengan adanya kegiatan itu, Anies berharap para orangtua bisa saling bertemu dan berinteraksi satu sama lain. "Lewat anak-anak menjadi rajut interkasi dilakukan di banyak tempat. Bahkan, anak-anak lomba futsal bapak (atau) ibunya ikut," ujar dia.
Selain itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga akan mengembalikan peran rukun tangga (RT) dan rukun warga (RW) di lingkungan tempat tinggal. Sebab, ia menilai peran RT/RW sangat penting dalam menumbuhkan interaksi antarwarganya.
"Warga berinteraksi dekat, menjaga keamanan pun jauh lebih mudah," ucap dia.
Ia meyakini sistem ini akan mudah menumbuhkan pola interaksi antarwarga. Sebab, warga di Indonesia sudah biasa hidup berkelompok, berbeda dengan negara seperti di Eropa maupun Amerika.
"Kelas menegah generasi makmur jadi mereka pernah merasakan bersama dengan komunal, sehingga kalau ada rangsangan berbasis komunal akan terjadi cepat. Kalau di Eropa dan Amerika sulit karena beda generasi," pungkas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((Des))