Bogor: Pasangan nomor urut tiga dalam Pilwalkot Kota Bogor Bima Arya-Dedie A Rachim bergerilya dengan cara yang berbeda. Mereka menyisir Sungai Ciliwung dengan menggunakan perahu karet untuk mengetahui sampah di bantaran sungai dan ingin mengangkat potensi sungai menjadi tempat wisata.
Bima menjelaskan, banjir dan bencana longsor masih menjadi bencana musiman di Kota Bogor. Kebiasaan membuang sampah di sungai menjadi salah satu penyebab meluapnya genangan air hujan ke sejumlah perkampungan.
Kebiasaan ini perlahan memang harus disudahi. Banyaknya irisan aliran sungai di Kota Bogor sebenarnya sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan menjadi sebuah potensi pendapatan daerah dan penyangga ekonomi warga. Salah satunya adalah ekowisata air.
Baca: Siasat Bima Arya Tetap di Singgasana
Menangkap potensi ini, pasangan petahana Kota Bogor terjun langsung menyusuri Sungai Ciliwung untuk melihat dan merasakan sendiri atmosfer arung jeram di pusat kota tersebut.
Bertajuk ‘Badra Ekspedisi CIliwung’ Bima-Dedie melintasi trek ‘perawan’ sejauh lima kilometer. Keduanya berhasil menaklukan jalur yang baru pertama kali dilintasi oleh perahu karet hingga garis finis di kawasan Sempur, dari star sebelumnya di kawasan Pulo Geulis, Bogor Tengah.
Pantauan di lapangan, tidak sekedar menyusuri sungai untuk pengembangan wisata, ada misi lain yang coba digaungkan oleh Bima-Dedie. Mereka terlihat membawa plastik sampah berukuran besar. Bima-Dedie dan rombongan tampak menepi setiap menemukan tumpukan sampah yang dibuang oleh warga.
“Salah satu tantangan untuk menjadikan sungai sebagai obyek wisata harus bersih. Kami tadi menemui banyak warga di bantaran sungai, kami sampaikan untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah ke sungai,” ungkap Bima Arya di damping Dedie Rachim, Bogor, Jawa Barat, Jum'at, 30 Maret 2018.
Bima juga menilai, Sungai Ciliwung merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang ada di Kota Bogor, namun belum tergarap. Padahal wisata di luar negeri banyak yang menawarkan danau atau sungai sebagai wisata.
"Ke depan, penataan sungai khususnya Ciliwung akan menjadi prioritas kami. Ciliwung luar biasa jika menjadi destinasi wisata air. Selain wisata olahraga, bisa disisipkan wisata budaya, wisata kulinernya dan wisata pusaka karena membelah Kebun Raya Bogor,” beber Bima.
Dengan menjajal langsung trek tersebut, sambung Bima, pihaknya berharap bisa mengetahui potensi daya tarik wisata dan kondisi produk wisata yang dimiliki oleh sungai ini.
“Jadi, kami mengetahui sejauh mana kualitas potensinya. Kita akan garap potensi ini dan akan berkoordinasi dengan Istana, Kebun Raya, dan kementerian terkait,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Dedie Rachim menambakan, untuk menjadikan Ciliwung sebagai obyek wisata harus dibarengi dengan kesadaran warga untuk memulai pola hidup bersih dengan tidak membuang sampah ke sungai.
“Tantangannya memang disektor kebersihannya. Karena pada hakekatnya warga memiliki nilai-nilai tradisi yang luhur yaitu gotong royong, ramah, serta seni budaya dan lain sebagainya. Semua ini sebagai modal dan aset pariwisata,” jelasnya.
Sementara, pengurus Persatuan Arung Jeram Indonesia (PAJI) Pengcab Kota Bogor, Haris Budiyanto menjelaskan, lintasan arung jeram yang dilalui Bima-Dedie merupakan pengarungan pertama kali karena belum pernah dilalui oleh siapapun sebelumnya.
“Potenisnya bagus untuk wisata olahraga, seperti arung jeram. Bisa dibilang ini satu-satunya arung jeram yang berada di tengah kota. Tentunya kami mendukung langkah Kang Bima dan Kang Dedie untuk mewujudkan itu. Treknya keren, melintasi pemukiman padat penduduk, kebun raya dan lain sebagainya,” ujar Haris.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/Dkq3oAVN" allowfullscreen></iframe>
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ALB))