Cirebon: Kurun Januari-Mei 2024, ada puluhan kasus banjir di
Jawa Barat yang melanda 25 kabupaten/kota. Akibat peristiwa tersebut jatuh korban jiwa hingga kerusakan rumah dan ratusan ribu warga terdampak.
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 03
Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie (ASIH) mengakui bahwa Jabar berada di titik ring of fire atau Kawasan rawan bencana. Sehingga perlu ada Langkah mitigasi hingga penanggulangan yang komprehensif.
"Kita harus memiliki kajian peta bencana di Jawa Barat. Baik itu peta banjir, gempa, dan bencana lainnya. Masyarakat juga harus diedukasi agar lebh peduli pada bencana yang akan dihadapi," ucap Syaikhu pada
debat kedua Pilgub Jawa Barat, Sabtu, 16 November 2024.
Upaya lainnya, kata Syaikhu, pemerintah provinsi mesti memiliki rencana kontijensi salah satunya dengan early warning system (EWS). Hal itu untuk memudahkan masyarakat mengambil langkah bagaiman menyelamatkan diri, harta, bahkan kemana akan mengevakuasi anggota keluarga saat bencana terjadi.
"Di Bekasi misalnya, EWS yang dilakukan adalah menempatkan petugas di wilayah pertemuan sungai. Sehingga saat air datang bisa diinformasikan ke masyarakat melalui media radio atau lainnya berapa ketinggian air. Ini agar masyarakat siap dan paham serta bisa menyelamatkan diri," papar Syaikhu.
Di sisi lain, bencana yang terjadi di berbagai kota/kabupaten se-Jawa Barat mengharuskan pemerintah hadir. Bukan hanya untuk mitigasi, tapi juga penagggulangan bencana yang integral dari hulu ke hilir.
"Dari hulu harus ada area penangkap air dengan penghijauan dan lokasi menampung air seperti waduk. Ini harus dikomunikasikan dengan pemerintah pusat. Sedangkan di hilir, normalisasi sungai mesti dilakukan agar air tidak melimpah ke permukiman. Jadi, koordimasi dengan pusat sangat penting," pungkas Syaikhu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))