medcom.id, Jakarta: Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat tak leluasa berkampanye. Di mana-mana, mereka ditolak warga. Tapi, rupanya, itu tak seperti terlihat apa adanya.
Penolakan hanya dilakukan segelintir warga. "Warga juga (jadi) jengkel. Ada kelompok yang mengatasnamakan warga. Mereka beraksi tanpa sepengetahuan warga," kata Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi, Senin (14/11/2016).
Padahal, lanjut Fayakhun, mayoritas warga menyambut hangat kedatangan pasangan nomor urut dua tersebut. Warga ingin berdialog dengan pasangan calon dan secara bersamaan pasangan menyerap aspirasi.
"Suka atau tidak suka, itu adalah demokrasi. Mereka ingin bersua (dengan Ahok-Djarot)," ucap anggota Komisi I DPR ini.
Baca: Penolakan Kampanye Hanya di Pilkada 2017
Demokrasi menjadi tidak sehat akibat ulah mereka. Fayakhun berharap penegak hukum mengawal demokrasi dan Undang-undang dengan melindungi masing-masing calon.
"Pasangan calon berhak bertemu warga. Berdialog, tanpa harus ditakut-takuti kelompok yang kelakuannya antidemokrasi," ucap dia.
Fayakhun tegas mengatakan penolakan itu merupakan pelanggaran Undang-undang. Pihaknya telah melayangkan aduan kepada pihak berwajib.
"Saya tidak tahu pasti berapa jumlah laporan yang diadukan. Bidang hukum tim sukses resmi yang tahu," tandas dia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono berjanji
mengevaluasi pengamanan. Awi menjelaskan, penolakan terhadap paslon ironi.
Polisi akan mengevaluasi pola pengamanan kampanye pasangan cagub/cawagub agar tidak terjadi hal-hal tidak dinginkan. "Itu tentunya sebagai bahan masukan untuk perencanaan pengamanan terkait dengan paslon yang ada penolakan. Termasuk juga info intelijen sangat berguna," kata Awi.
Kampanye paslon gubernur dan wagub DKI Jakarta, Ahok-Djarot sudah dua kali mendapat penolakan warga di Jakarta Barat. Setelah Ahok 'diadang' sekelompok orang di Rawa Belong pada 2 November, giliran Djarot mendapat penolakan warga di Kembangan Utara, pada 9 November.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))