Jakarta: 8,7 juta warga yang telah terdaftar dalam daftar pemilih sementara (DPS) diprediksi tidak menggunakan hak pilih dalam Pemilihan Gubernur Jateng 2018. Sebab, 32% dari 27,3 juta lebih pemilih berada di perantauan atau di luar daerah.
Ketua KPU Jateng Joko Purnomo mengakui bahwa berdasarkan pengalaman sebelumnya di Pilgub Jateng 2013, tingkat partisipasi politik cukup rendah yakni hanya 56%.
"Pada pilgub tahun ini kami menargetkan partisipasi politik mencapai 77,5%. Memang itu target optimistis sehingga kami meminta penyelenggara pemilu bekerja keras untuk meningkatkan partisipasi politik," kata Joko di sela-sela peninjauan uji publik DPS di Kelurahan Pabuwaran, Purwokerto Utara, Banyumas, Selasa, 27 Maret 2018.
Joko telah memetakan bahwa ada 32% pemilih yang berada di luar daerah. "Ada beberapa alasan, di antaranya waktunya hanya sehari sehingga tidak memungkinan pulang. Bahkan, pada 2013 lalu, ada perusahaan yang menyiapkan bus-bus untuk mudik, tetapi ternyata tidak ada yang menggunakan. Inilah mengapa kami memprediksi, mereka tidak akan pulang," jelasnya.
Baca: KPU Optimistis Pemilih di Jateng Capai 77,5 Persen
Menurut Joko, selain ada 32% pemilih yang berada di luar daerah, masih ada juga 829 ribu lebih pemilih yang belum memiliki KTP elektronik atau surat keterangan pengganti KTP-E.
Di sisi lain, calon Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta pendukungnya jangan jemawa. Tetapi harus tetap bekerja keras untuk kemenangan di Jateng, meskipun sejumlah lembaga survei mengunggulkan dirinya dalam Pilkada Jateng 2018.
"Dari berbagai survei, seperti survei internal Indo Baromater, hasilnya sebelas-dua belas alias tidak berbeda jauh. Meski demikian, kita tidak boleh lengah," kata Ganjar dalam Rakercabsus DPC PDIP Purbalingga dan Deklarasi Pemenangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maemun di GOR Mahesa Jenar, Purba-lingga.
Baca: Masih Ditemukan DPS Bermasalah di Jateng
Ganjar berjanji untuk mempertahankan predikat Jateng sebagai kandang banteng dengan cara kerja konkret dan riil merawat konstituen dan rakyat.
"Jika kerja konkret bisa diwujudkan, rakyat akan puas dan Jateng tetap menjadi kandang banteng. Tetapi harus disertai kerja keras seluruh kader partai pengusung, relawan, dan masyarakat. Bila semua kekuatan solid, secara teori tidak akan sulit menjadikan Jateng kandang banteng," tukasnya.
Kondusif
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Wuryanto mengingatkan bahwa Jawa Tengah yang saat ini begitu kondusif dalam menghadapi pilkada hendaknya jangan dikorbankan karena perbedaan pilihan.
"Sejak tahap kampanye yang dimulai pada 15 Februari sampai saat ini begitu kondusif, bersih dan guyub harus diperhatikan terus," jelas Wuryanto di Semarang, kemarin.
Dari pantauan yang dilakukan TNI dan Polri, para calon gubernur dan wakil gubernur serta calon bupati-wakil bupati dalam menyajikan materi kampanye sangat luar biasa.
"Mereka tidak ada yang menghasut apalagi sampai provokatif," kata Mayjen Wuryanto.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))