Ada pula selebrasi copas alias saling sindir, akrobatik, juga selebrasi untuk menyampaikan pesan tertentu, seperti pemain timnas Inggris Jack Grealish untuk penggemar cilik Manchester City, Finlay, 11. Finlay merupakan penyandang disabilitas yang mengalami cerebral palsy (kelumpuhan otak).
Dia menulis surat mengharukan untuk Grealish pada awal musim ini setelah mengetahui bahwa saudara perempuan pemain tersebut, Hollie, juga menderita kelumpuhan otak.
Bahagia, haru, bahkan air mata tumpah sebagai ekspresi kepuasan pesepak bola setelah mencetak gol. Ekspresi itu sangat manusiawi, bahkan dianggap aneh bila pesepak bola setelah menjebol gawang tenang-tenang seja seperti tak terjadi apa-apa. Terlebih bila kemenangan tercipta dalam laga 'hidup mati' alias adu penalti, selebrasinya lebih gila-gilaan lagi. Menggetarkan.
Baca:Cetak Gol Sundulan ke Gawang Portugal, Youssef En-Nesyri Saingi Rekor Lompatan Ronaldo |
Kegembiraan bila tim kesayangan menang merasuk ke mana-mana. Tak kenal ruang dan waktu. Kegembiraan muncul di rumah, tenda pengungsian, barak militer di medan pertempuran, gubuk liar, lokasi nobar kelas pos ronda hingga nobar kelas elite, hingga arak-arakan sembari menyalakan kembang api dan petasan.
Di balik macam-macam selebrasi yang unik, lucu, menyindir, menebar gelora, ada selebrasi yang menyita perhatian publik sejagat, yakni sujud syukur dan kemudian bergegas menghampiri sang ibunda di barisan penonton. Mereka ialah pemain timnas Maroko setelah menumbangkan lawan-lawannya.
Tim yang berjuluk The Atlas Lion itu membukukan sejarah baru pada Piala Dunia. Maroko menjadi negara Afrika pertama yang lolos ke semifinal Piala Dunia. Dengan mengobarkan kebangkitan sepak bola Afrika, Maroko lolos fase grup dengan status juara Grup F.
Pada babak 16 besar, Maroko mengalahkan Spanyol lewat babak adu penalti. Tak puas dengan hasil itu, Maroko juga membuat tim favorit Portugal angkat koper pada babak 8 besar.
Maroko lolos ke semifinal setelah mengalahkan Portugal dengan skor 1-0 pada Sabtu, 10 Desember 2022 di Stadion Al Thumama. Kemenangan itu berkat gol sundulan 'maut' Youssef En-Nesyri pada babak pertama.
Maroko disebut sebagai 'Negeri Barat' oleh bangsa Arab sebab nama Arab dari negara Maroko ialah Al-Maghrib Al-Aqsa yang artinya 'Barat yang Ekstrem'. Pasalnya, jika dibandingkan dengan negeri-negeri Arab lainnya, Maroko terletak di bagian paling barat di peta dunia.
Berbeda dengan selebrasi lainnya, timnas Maroko punya gaya tersendiri untuk merayakan kemenangan setelah mengandaskan lawan-lawannya. Bek Achraf Hakimi bergegas menuju tribune untuk mencari ibunya. Sang ibunda menciumnya setelah Maroko menyingkirkan La Furia Roja ('Murka Merah') melalui adu penalti.
Selain Achraf Hakimi, pelatih timnas Maroko Walid Regragui juga menghampiri dan mencium sang ibunda di barisan penonton. Aksi yang sama juga dilakukan penyerang Sofiane Boufal. Selain mencium ibunda, dia juga mengajaknya menari di lapangan setelah Maroko mengalahkan Portugal pada perempat final.
Selebrasi pemain timnas Maroko menuai simpati, karena mengingatkan jasa besar seorang ibu yang tak hanya melahirkan, tetapi juga mendidik dan membesarkan. Surga di telapak kaki ibu memiliki makna yang sangat dalam bagi seorang anak. Penyair Kahlil Gibran mengatakan ibu adalah segalanya, madrasah kehidupan. "Kehilangan ibu sama dengan kehilangan jiwa murni yang selalu memberkati dan melindungi," ujarnya. Tabik!
