Ini tentu berdampak buruk bagi peneliti, karena nilai karya ilmiahnya akan jatuh. Selain itu, publikasi bisa tidak diakui oleh instansi maupun oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Abba menyebut, untuk mengidentifikasi jurnal predator tersebut, pertama yang harus diketahui adalah ketika baru melakukan submit publisher biasanya penerbit jurnal langsung meminta uang. “Kalau di-submit, kemudian besok bayar itu kemungkinan predator, dengan bayaran,” terang Abba, dalam Webina bertema 'Strategi untuk Tembus Jurnal Internasional Bereputasi' yang digelar HIMA Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Sabtu 29 Agustus 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pada umumnya, kata Abba, jurnal tidak meminta biaya saat submit tetapi saat telah karya ilmiah sudah accepted atau diterima untuk dipublikasikan. Nantinya baru dikenakan biaya pubilikasi atau Article Processing Charge (APC).
Baca juga: Tips Raih Beasiswa Jasso untuk Kuliah di Jepang
Selanjutnya yang perlu dicurigai adalah ketika menemukan satu jurnal yang memiliki banyak bidang keilmuan. Abba menyebut, jurnal seperti ini juga merupakan ciri dari jurnal predator yang mesti dicurigai.
“Satu jurnal banyak bidang ilmunya patut dicurigai, kalau menemukan jurnal membahas berbagai bidang ilmu,” ujarnya.
Ciri jurnal predator lainnya adalah terbit setiap bulan. Ini terang Abba, merupakan cara penerbit jurnal tersebut meraih keuntungan. Karena memang pada dasarnya tujuan utama jurnal predator ini adalah bisnis.
“Dikatakan predator banyak variabel, salah satunya memang setiap bulan terbit. Tapi tidak semua setiap bulan,” ucapnya.
Selain itu, ciri lain jurnal predator adalah waktu review manuskrip. Waktu review yang singkat bisa menunjukkan jurnal tersebut merupakan predator. Karena sejatinya, menelaah artikel umumnya memakan waktu hingga dua bulan.
Belum lagi proses praterbit, dengan waktu review yang singkat dan hanya membutuhkan beberapa pekan untuk publikasi, bisa jadi itu merupakan ciri jurnal predator.
Adapun cara mengecek jurnal tersebut benar-benar predator ada beberapa cara. Pertama adalah mengecek di laman resmi Pangkalan Angka Kredit (PAK). Cara kedua bisa membuka laman resmi milik J. Beall https://beallslist.net/.
Di laman tersebut memuat daftar jurnal predator, yang dikenal dengan Beall’s List. Meski sudah tidak lagi bisa dibuka, namun masih bisa digunakan untuk mengecek jurnal predator di halaman copy dari Beall’s Lists tersebut.