Jakarta: Umat Islam dianjurkan melakukan puasa selama enam hari pada bulan Syawal setelah melalui puasa Ramadan sebulan penuh. Puasa Syawal merupakan cara Tuhan dalam mendidik manusia, agar merawat disiplin dan kebaikan yang sudah diraih saat Ramadan.
"Bulan puasa merupakan suatu sekolah disiplin dan meraih kebaikan, andai tidak melakukan puasa Syawal kemungkinan sekolah yang telah mencapai disiplin dan kebaikan tadi akan terganggu atau cepat tererosi, misalnya bisa luntur disiplin dalam mengelola makan dan kesehatan diri kita," ujar Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Hardinsyah, Selasa, 18 Mei 2021.
Idulfitri merupakan momen yang membahagiakan sesama. Dalam momen bahagia ini biasanya diisi dengan silaturahmi dan makan-makan.
Banyaknya makanan dan minuman yang disuguhkan pada momen ini yang menuntut agar umat Islam selalu waspada dan tidak berlebihan dalam makan dan minum. Anjuran puasa Syawal ini membuat manusia yang telah melaksanakan puasa Ramadan berpikir apakah mengendalikan diri atau tidak.
"Ini momen untuk tetap melanjutkan kedisiplinan. Puasa Syawal juga dapat menjadi momen untuk latihan puasa Senin-Kamis. Bisa juga diterapkan untuk memulai puasa berselang (intermitten fasting) dalam Islam disebut puasa Daud atau bahasa asingnya puasa 101," jelasnya.
Baca juga: Lebaran, Pakar UNAIR: Penderita Jantung Boleh Konsumsi Makanan Bersantan
Menurutnya, momentum puasa Syawal adalah persiapan mengantarkan pada disiplin bulan-bulan berikutnya untuk merawat kondisi tubuh yang semakin bagus dibandingkan sebelum puasa Ramadan. Tentu saja di samping memperolah pahala yang dijanjikan-Nya
"Barangsiapa puasa Ramadan kemudian melanjutkannya enam hari di bulan Syawal maka dia akan dapat pahala seakan-akan puasa setahun (al-Hadis). Imbalan pahala yang diberikan Tuhan dahsyat sekali. Semoga upaya kita merawat kedisiplinan yang baik ini sampai pada Ramadan berikutnya," imbuhnya.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan